Rabu, September 24, 2025
HomeNewsEkonomiJapan Credit Rating Masih Percaya Surat Utang Indonesia Layak Investasi

Japan Credit Rating Masih Percaya Surat Utang Indonesia Layak Investasi

Lembaga Pemeringkat Japan Credit Rating Agency (JCR) pada 22 September 2025 mempertahankan rating surat utang Indonesia, atau Sovereign Credit Rating Republik Indonesia, di level BBB+ dengan outlook stabil alias layak dijadikan investasi (invesment grade).

Sebelumnya pada 25 Maret 2024, JCR juga mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada level BBB+ dengan outlook stabil atau dua tingkat di atas level terendah investment grade.

Mengutip publikasi Bank Indonesia (BI), Rabu (24/9/2025), keputusan JCR itu menegaskan kepercayaan internasional terhadap ketahanan fundamental ekonomi Indonesia, didukung konsumsi domestik, kebijakan fiskal hati-hati, serta rasio utang publik yang terkendali meski basis penerimaan negara memang masih perlu diperluas.

JCR menilai kinerja perekonomian Indonesia tetap kuat. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan terjaga di kisaran 5 persen, dan diproyeksikan tetap terjaga di kisaran serupa dalam jangka menengah, meskipun tahun ini berpotensi melambat di bawah 5 persen akibat melemahnya permintaan eksternal menyusul penerapan tarif timbal balik AS.

Kinerja ekonomi Indonesia itu ditopang oleh konsumsi swasta, belanja pemerintah pasca pemilu, investasi infrastruktur, serta ekspor menjelang penerapan tarif AS.

Dari sisi fiskal, kredibilitas kebijakan fiskal terjaga. Tercermin pada defisit fiskal yang terjaga di kisaran 2,3–2,5 persem PDB, dan rasio utang pemerintah yang tetap di bawah 40 persen.

Baca juga: Moody’s Juga Bilang Surat Utang Luar Negeri Indonesia Masih Investment Grade

JCR juga menilai cadangan devisa Indonesia yang mencapai USD150,7 miliar atau setara 6,3 bulan impor per akhir Agustus 2025, tetap tinggi, dan tren positif investasi langsung akan makin menopang daya tahan ekonomi nasional.

Sementara dari sisi eksternal, JCR menilai defisit transaksi berjalan Indonesia diperkirakan masih akan meningkat secara bertahap tahun ini, seiring lemahnya permintaan eksternal akibat penerapan tarif resiprokal AS. Meski demikian, ketahanan eksternal Indonesia tetap terjaga, didukung tren positif investasi langsung serta cadangan devisa yang tetap tinggi itu.

Baca juga: S&P: Prospek Ekonomi Tetap Kuat, Surat Utang Indonesia Tetap BBB dengan Outlook Stabil

Menanggapi rating surat utang terbaru JCR itu, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, hal itu mencerminkan keyakinan kuat pemangku kepentingan internasional terhadap terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia di tengah tantangan global saat ini.

Rating dari lembaga seperti JCR diberikan untuk surat utang yang diterbitkan berbagai entitas, seperti pemerintah, lembaga keuangan, dan perusahaan korporasi.

Penilaian berfungsi mengukur kemampuan dan prospek entitas penerbit dalam membayar utangnya, yang kemudian membantu para investor dalam mengambil keputusan investasi.

Baca juga: Fitch Pertahankan Peringkat Utang Indonesia Investment Grade

Yang dinilai oleh JCR, juga lembaga rating internasional lain seperti Moody’s, S&P, dan Fitch, terhadap surat utang dari sebuah negara atau entitas di negara tersebut, adalah kemampuan penerbit membayar utangnya, ekspektasi dan prospek surat utang di masa mendatang, dan tingkat risiko gagal bayar dari penerbit obligasi atau surat utang tersebut.

Bagi investor peringkat kredit itu menjadi tolok ukur penting untuk memahami risiko investasi dalam surat utang sebelum membuat keputusan. Sedangkan bagi pemerintah dan penerbit surat utang lainnya, peringkat yang baik mempermudah penjualan surat utang dengan imbal hasil (yield) lebih rendah.

Berita Terkait

Ekonomi

Bank Tidak Kekurangan Likuiditas, Simpanan Masyarakat Terus Meningkat

Perbankan tidak kekurangan likuiditas. Masalahnya bank berhati-hati menyalurkannya menjadi...

Kredit Agustus Tumbuh Lebih Tinggi, Termasuk Kredit Real Estat

Penyaluran kredit perbankan terus menurun sejak awal tahun ini,...

Tanda Kian Bergairahnya Ekonomi, Uang Beredar Agustus Tumbuh Lebih Tinggi Lagi

Uang beredar adalah indikator aktivitas ekonomi. Kenaikan atau penurunan...

Berita Terkini