Presiden Saat Akad Massal 26.000 Rumah: Target Memang Sengaja Dipatok Tinggi

Presiden Prabowo Subianto menghadiri akad massal 26.000 rumah subsidi di perumahan Pesona Kahuripan 10, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (29/9/2025).
Akad massal itu dihadiri belasan menteri Kabinet Merah Putih, Jaksa Agung,, Gubernur BI, Panglima TNI, Kapolri, para kepala staf angkatan, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, selain Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait, Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Heru Pudyo Nugroho, serta para bankir, dan pengurus asosiasi pengembang.
Akad massal itu ditandai dengan penyerahan kunci rumah secara simbolis oleh Presiden kepada 10 debitur KPR subsidi dengan skim Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Mulai dari ART, petani, buruh, ojek online, petugas PPSU, guru, bidan, hingga anggota TNI dan Polri.
Komisioner Heru dalam laporannya menyebutkan, sebanyak 200 MBR melakukan akad secara luring (offline) di lokasi acara, sedangkan 25.800 MBR melakukan akad secara daring (online), serentak di 100 titik di 33 provinsi melalui 39 bank penyalur KPR FLPP.
Usai memberikan sambutan, Presiden berdialog dengan sejumlah MBR di berbagai provinsi yang melakukan akad secara online. Mulai dari Aceh, Papua, Maluku, sampai NTT.
Menteri PKP menyatakan, sebelumnya akad massal direncanakan mencakup 25.000 rumah. Namun, dalam perjalanannya bisa ditingkatkan menjadi 26.000 rumah, sehingga dicatat Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai “Akad Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Serentak kepada Debitur Terbanyak”.
Akad massal dilakukan di perumhan Pesona Kahuripan, karena kualitas rumah subsidi yang dikembangkannya dinilai memuaskan.
Baca juga: Setelah September 25.000 Unit, November Ara Mau Launching Massal Lagi 50.000 Rumah Subsidi
Sebelum masuk ke ruang acara, Presiden berjalan kaki meninjau lokasi perumahan sembari menyapa masyarakat yang berjubel menyambut dan menyalaminya.
Presiden juga menyempatkan diri mengunjungi rumah subsidi milik keluarga almarhum Affan Kurniawan, driver ojol yang meninggal dunia saat insiden demo anarkis awal September lalu di Jakarta.

Presiden Prabowo dalam sambutannya menyatakan, pentingnya sektor perumahan sebagai salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. Karena itu ia memberi target tinggi kepada Kementerian PKP dalam program 3 juta rumah.
“Kita sengaja beri target tinggi program 3 juta rumah. Target harus dipatok tinggi, supaya kita berupaya keras mencapainya. Kita harus berani mengejar cita-cita besar demi rakyat,” ujar Presiden.
Kepala Negara pun mengutip Bung Karno. “Gantunglah cita-citamu setinggi langit. Kalaupun cita-cita itu tidak atau belum tercapai, setidaknya kau sudah jatuh di antara bintang-bintang,” jelas Presiden.
Presiden mengapresiasi seluruh pemangku kepentingan, termasuk BP Tapera, bank penyalur, pengembang, serta pemerintah daerah, atas kerja samanya dalam mempercepat penyaluran rumah subsidi bagi MBR. Ia yakin tahun depan akan lebih banyak lagi rumah rakyat yang dibangun.
Komisioner Heru menyampaikan, akad massal 26.000 rumah MBR ini, merupakan pencapaian monumental bagi upaya penyediaan perumahan di Indonesia.
“Akad massal 26.000 rumah subsidi ini merupakan yang terbesar dalam sejarah. Pencapaian ini menunjukkan kolaborasi yang solid antar kementerian/lembaga, perbankan, dan pengembang perumahan,” terang Heru.
Ia menyebut tata kelola dana subsidi FLPP di BP Tapera kini makin modern dan inklusif. Melalui inovasi berbasis digital, proses pengajuan hingga realisasi KPR subsidi dengan skim FLPP lebih transparan, cepat, dan mudah diakses MBR di seluruh Indonesia.
Menteri PKP dalam laporannya menyebutkan, hingga 26 September 2025, realisasi penyaluran KPR FLPP telah mencapai 183.058 unit dengan nilai Rp22,72 triliun. Penyaluran dilakukan melalui 38 bank, melibatkan 7.382 pengembang, tersebar di 11.488 lokasi perumahan di 33 provinsi serta 394 kabupaten/kota.