Rabu, November 5, 2025
HomeNewsEkonomiNeraca Perdagangan RI Masih Terus Surplus, Ditopang Ekspor Produk Manufaktur

Neraca Perdagangan RI Masih Terus Surplus, Ditopang Ekspor Produk Manufaktur

Ketidakpastian ekonomi global akibat perang tarif perdagangan yang dikobarkan Presiden AS Donald Trump, sampai saat ini tidak menyurutkan ekspor Indonesia. Terlihat dari neraca perdagangan RI yang masih terus mencatat surplus pada September 2025, atau 65 bulan tanpa terputus sejak Mei 2020.

Mengutip laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Selasa (4/11/2025), neraca perdagangan Indonesia pada September 2025 mencatat surplus USD4,34 miliar, melanjutkan surplus Agustus 2025 sebesar USD5,49 miliar.

Merespon surplus itu, Bank Indonesia menyatakan Selasa (4/11/2025), surplus neraca perdagangan itu positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.

Surplus neraca perdagangan yang terus berlanjut itu, terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas September 2025 sebesar USD5,99 miliar, seiring tetap kuatnya ekspor nonmigas sebesar USD23,68 miliar dolar AS.

Terutama didukung ekspor berbasis sumber daya alam seperti logam mulia dan perhiasan/permata, dan ekspor produk manufaktur seperti besi dan baja, serta mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya.

Surplus neraca perdagangan nonmigas itu terkoreksi oleh defisit neraca perdagangan migas sebesar USD1,64 miliar pada September 2025, sejalan dengan penurunan impor migas yang lebih besar dibandingkan penurunan ekspor migas.

Ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India, masih menjadi kontributor utama ekspor Indonesia, mencakup 41,81 persen dari total ekspor.

Ekspor ke Tiongkok didominasi besi dan baja, bahan bakar mineral, serta produk nikel. Sementara ekspor ke Amerika Serikat didominasi mesin dan perlengkapan elektrik, pakaian dan aksesorisnya (rajutan), serta alas kaki.

Baca juga: Agustus Surplus Neraca Dagang RI Meningkat Tinggi

Menurut BPS, secara kumulatif Januari-September 2025, neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus USD33,48 miliar, naik USD11,30 miliar dibanding periode yang sama 2024.

”Surplus Januari–September 2025 itu ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar USD47,20 miliar, sementara komoditas migas masih mengalami defisit USD13,71 miliar,” kata Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (3/11/2025).

Ia menambahkan, nilai ekspor Januari-September 2025 itu naik 8,14 persen dibanding periode yang sama 2024. Terutama didorong oleh ekspor industri pengolahan senilai USD167,85 miliar atau naik 17,02 persen.

Sementara nilai impor Indonesia pada Januari-September 2025 mencapai USD176,32 miliar, hanya naik 2,62 persen dibanding periode yang sama 2024. Penyumbang utama impor masih sektor nonmigas senilai USD152,58 miliar atau naik 5,17 persen. Sedangkan impor sektor migas turun 11,21 persen menjadi USD23,75 miliar.

Peningkatan impor terjadi pada barang modal sebesar 19,13 persen menjadi USD35,90 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tiongkok juga menjadi negara utama asal impor non migas Indonesia (40,68 persen), diikuti Jepang (7,22 persen), dan Amerika Serikat (4,81 persen).

Surplus perdagangan nonmigas selama Januari-September 2025 ditopang lima komoditas utama. Yaitu, lemak dan minyak hewani/nabati (USD25,14 miliar), bahan bakar mineral (USD20,15 miliar), besi dan baja (USD14,11 miliar), produk nikel (USD6,50 miliar), serta logam mulia dan perhiasan/permata (USD5,41 miliar).

Berita Terkait

Ekonomi

Banjir Likuiditas, Inflasi Pun Meninggi, Oktober 2025 Tertinggi Dalam 5 Tahun Terakhir

Banjir likuiditas sepanjang 2-3 bulan terakhir membuat belanja masyarakat...

Menkeu Purbaya: Triwulan IV Ekonomi Akan Tumbuh di Atas 5,5 Persen

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Ketua Komite...

Triwulan III Bank Jakarta Raih Laba Rp520 Miliar, Ditopang Kredit UMKM

Bank Jakarta tetap mencatatkan kinerja positif hingga triwulan III...

Penyaluran Kredit OCBC Naik 2 Persen, Raih Laba Rp3,82 Triliun

Bank OCBC mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar...

Berita Terkini