Penjualan Rumah Masih Tetap Payah
Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia yang dirilis Kamis (6/11/2025) mengindikasikan, harga properti residensial di pasar primer (rumah baru yang dibangun developer) pada triwulan III 2025 tumbuh terbatas.
Tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan III 2025 yang hanya tumbuh 0,84 persen secara tahunan (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II 2025 sebesar 0,90 persen (yoy).
Baca juga: Triwulan Dua 2025 Penjualan Semua Tipe Rumah Anjlok
Sejalan dengan perkembangan harga, penjualan unit properti residensial tipe menengah dan besar juga masih belum kuat, di tengah positifnya penjualan properti residensial tipe kecil.
Secara keseluruhan, penjualan unit properti residensial di pasar primer masih mengalami kontraksi sebesar -1,29 persen (yoy), kendati membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatatkan kontraksi atau -3,80 persen. (yoy).
Penjualan rumah yang tetap payah itu tercermin juga dalam penyaluran kredit rumah di BTN. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebut, hingga 30 September 2025, BTN baru menyerap sekitar 19 persen atau Rp4,8 triliun dari Rp25 triliun dana SAL yang ditempatkan Menkeu di bank itu. Ia menyebut hal itu mencerminkan lemahnya permintaan rumah.
Di sisi pembiayaan, survei menunjukkan, sumber utama pendanaan untuk pembangunan properti residensial masih berasal dari dana internal pengembang, dengan pangsa mencapai 77,67 persen.
Baca juga: Harga Rumah Menengah Meningkat, Rumah Kecil dan Besar Melambat
Dari sisi konsumen, mayoritas pembelian rumah di pasar primer dilakukan melalui skema pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dengan pangsa sebesar 74,41 persen dari total pembiayaan.