Minggu, November 23, 2025
HomeNewsEkonomiAsing Ramai-Ramai Lepas SBN, Utang Luar Negeri RI Susut Rp132 Triliun, Rasio...

Asing Ramai-Ramai Lepas SBN, Utang Luar Negeri RI Susut Rp132 Triliun, Rasio Utang Menurun

Bank Indonesia melalui Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso melaporkan, Senin (17/11/2025), utang luar negeri (ULN) Indonesia triwulan III 2025 berkurang USD7,9 miliar atau sekitar Rp132 triluun (kurs Rp16.710 per USD.

Utang luar negeri Indonesia pada triwulan III 2025 tercatat USD424,4 miliar, dibandingkan USD432,3 miliar pada triwulan II 2025.

Secara tahunan (yoy), ULN Indonesia terkontraksi (minus) 0,6 persen pada triwulan III 2025, jauh merosot dibandingkan triwulan II 2025 yang tumbuh 6,4 persen. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan ULN sektor publik (pemerintah dan BI) serta berlanjutnya kontraksi ULN swasta.

ULN pemerintah pada triwulan III 2025 mencapi USD210,1 miliar, tumbuh 2,9 persen secara tahunan (yoy) atau jauh melambat dibanding triwulan II 2025 yang tumbuh 10 persen.

Perkembangan itu terutama dipengaruhi oleh kontraksi pertumbuhan aliran masuk modal asing portofolio pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik, seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

Dengan kata lain, investor asing ramai-ramai melepas SBN dan mengalihkan duitnya ke instrumen lain yang dianggap lebih aman (safe haven) dan menguntungkan. Imbal hasil (yield) SBN beberapa bulan terakhir terus menurun dan sempat menyentuh level 5,9 persen sebelum kembali naik di atas 6 persen.

Sebagai salah satu instrumen pembiayaan APBN, BI mengklaim ULN dikelola secara cermat, terukur, dan akuntabel, dan pemanfaatannya terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan program-program prioritas yang mendorong keberlanjutan dan penguatan ekonomi nasional.

ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,1 persen dari total ULN pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (20,7 persen), jasa pendidikan (17 persen), konstruksi (10,7 persen), transportasi dan pergudangan (8,2 persen), serta jasa keuangan dan asuransi (7,5 persen).

“Posisi ULN pemerintah didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah,” kata Ramdan.

Baca juga: Triwulan II Utang Luar Negeri RI Nambah Rp48 Triliun, Utang Pemerintah Terus Tumbuh Tinggi

Sementara ULN swasta mencapai USD191,3 miliar pada triwulan III 2025, lebih rendah dibandingkan triwulan II 2025 sebesar USD193,9 miliar. Secara tahunan (yoy), ULN swasta melanjutkan kontraksi pertumbuhan dari -0,2 persen menjadi -1,9 persen.

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang terkontraksi (minus) 3 persen, dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang -1,7 persen.

ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan & penggalian, dengan pangsa mencapai sekitar 81 persen terhadap total ULN swasta.

BI menyebut struktur ULN Indonesia tetap sehat. Tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 29,5 persen pada triwulan III 2025, dari 30,4 persen pada triwulan II 2025, dan didominasi ULN jangka panjang dengan pangsa 86,1 persen dari total ULN.

Berita Terkait

Ekonomi

Oktober Kredit Properti Mulai Meningkat, Didorong Kredit Real Estat

Penyaluran kredit perbankan masih memprihatinkan. Menurut laporan uang beredar...

Jelang Akhir Tahun, Deposito di Bank Menurun, Tabungan Meningkat

Laporan uang beredar yang dipublikasikan Bank Indonesia akhir pekan...

Uang Beredar Sedikit Turun, Menkeu Tambah Likuiditas Perbankan Rp76 Triliun

Uang beredar adalah indikator aktivitas ekonomi. Kenaikan atau penurunan...

Berita Terkini