Kuota FLPP Meningkat, Tapi Pengembang yang Bangun Rumah Subsidi Merosot
Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Heru Pudyo Nugroho menyatakan, sampai pertengahan November 2025, BP Tapera mencatat realisasi penyaluran KPR FLPP sebanyak 221.000 unit dari target tahun ini 350.000 unit.
Berdasarkan data analitik di BP Tapera, ia menyebut penyaluran KPR subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) itu menunjukkan tren meningkat.
“Jika ada yang menyatakan industri properti sedang lesu, itu tidak berlaku bagi rumah subsidi. Namun (memang), tren developer yang berpartisipasi dalam membangun perumahan subsidi tahun ini menurun,” kata Heru dalam sosialisasi KPR FLPP dan KUR Perumahan di Magelang, Jawa Tengah, akhir pekan lalu, sebagaimana dikutip keterangan tertulis BP Tapera.
Tahun 2022 tercatat 6.895 pengembang dari berbagai asosiasi yang terlibat membangun rumah subsidi, tahun 2023 meningkat menjadi 7.148 pengembang, tahun 2024 makin bertambah menjadi 7.323 pengembang, sebelum merosot menjadi 6.654 pengembang tahun ini (sampai semester satu).
Baca juga: Backlog Rumah 9,9 Juta Unit, Tapi Memenuhi Kuota FLPP 350.000 Unit Begitu Sulit
“KUR perumahan atau Kredit Program Perumahan dari sisi supply (penyediaan rumah) diharapkan bisa mendongkrak partisipasi developer dalam pembangunan rumah subsidi,” ujar Heru.
Menurut Heru, ada indikasi permasalahan permodalan yang dihadapi developer dalam membangun rumah subsidi. KUR Perumahan yang berbunga rendah diharapkan bisa menjadi solusi masalah tersebut.
Masalah lain yang dihadapi developer rumah subsidi, menyangkut perizinan lahan yang bisa dibangun rumah subsidi, antara lain terkait kebijakan lahan sawah dilindungi (LSD).
Tahun-tahun sebelumnya saat kuota FLPP masih di angka 200 ribuan unit, para developer mengusulkan agar kuota itu ditambah menjadi setidaknya dua kali lipat, sehingga pengembang tidak berebut kuota. Developer menyampaikan usulan itu, karena kuota FLPP kala itu selalu tandas, bahkan kurang.
Baca juga: Kuota FLPP Tahun Ini Naik Jadi 420 Ribu Unit, Pengembang Pesimis Bisa Tersalurkan
Pemerintah memenuhi tuntutan itu dengan menambah kuota FLPP dari 220.000 unit menjadi 350.000 unit tahun ini. Namun, jumlah developer yang berpartisipasi dalam pembangunan rumah subsidi justru melorot, sehingga Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) bersama BP Tapera harus bekerja keras mendorong capaian target tersebut.
Para pengembang anggota REI masih tercatat sebagai yang terbanyak membangun rumah subsidi, sekitar 42 persen dari realisasi. Diikuti pengembang anggota APERSI sekitar 30 persen, Himperra 13,5 persen, Apernas 3,37 persen, Asprumnas 3,27 persen, sisanya para pengembang anggota asosiasi lain.