Hingga 20 November Modal Asing Keluar Bersih Rp182,52 Triliun, Rupiah Sulit Menguat
Bank Indonesia memutuskan mempertahankan bunga acuan BI Rate di level 4,75 persen. Salah satu alasannya, agar modal asing portofolio tetap tertarik menempatkan dananya di Indonesia.
Umumnya modal asing menempatkan dana dalam saham, surat berharga negara (SBN) terbitan pemerintah Indonesia, dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Aliran masuk modal asing ini selain devisa, penting perannya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Sepanjang tahun ini modal asing jauh lebih banyak yang kabur ketimbang yang masuk, alias mencatat keluar bersih (net outflows atau jual neto).
Menurut laporan Bank Indonesia, Sabtu (22/11/2025), selama tahun 2025 hingga 20 November 2025, asing tercatat menarik dana atau jual neto Rp182,52 triliun. Terdiri dari jual neto Rp32,17 triliun di pasar saham, Rp6,52 triliun di pasar SBN, dan Rp143,83 triliun di SRBI.
Sepanjang pekan ini, modal asing mulai kembali masuk (beli neto), setelah beberapa pekan sebelumnya terus keluar. Namun, aliran masuk modal asing itu masih kecil.
Sepanjang 17 – 20 November 2025, BI mencatat asing beli neto Rp2,29 triliun. Terdiri dari beli neto Rp3,93 triliun di pasar saham dan Rp2,66 triliun di pasar SBN, serta jual neto Rp4,30 triliun di SRBI.
Aksi keluar modal asing itu tak pelak lagi menjadi salah satu penyebab terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD). Sempat mencapai level Rp15.000 pada April, setelah itu rupiah terus meluncur turun hingga di atas Rp16.500 per USD.
Baca juga: Demi Memikat Modal Asing, BI Pertahankan BI Rate 4,75 Persen
Pekan ini kurs tengah rupiah di pasar dolar antar bank di Jakarta (JISDOR) relatif stabil dibanding pekan lalu. Namun, tetap masih di atas Rp16.500.
Pada akhir perdagangan hari Kamis, 20 November 2025, ditutup pada level (bid) Rp16.725 per USD, dibanding Rp16.720 pada akhir perdagangan Kamis pekan lalu.
Indeks dolar AS yang naik ke level 100,16 tidak membuat rupiah makin terpuruk. Apalagi, imbal hasil atau yield SBN tenor 10 tahun sedikit naik ke level 6,15 persen, sementara yield surat utang pemerintah AS atau US Treasury (UST) Note 10 tahun turun ke level 4,085 persen.
Pada pembukaan perdagangan Jumat, 21 November 2025, rupiah dibuka tetap stabil di level (bid) Rp16.725 per USD, dan ditutup menguat tipis menjadi Rp16.719.