Penjualan Kondominium Masih Payah, Tapi Harga Tetap Meningkat
Property Marketbeat Q3 2025 versi konsultan Cushman & Wakefield yang dilansir November ini mencatat, penjualan awal (presales) kondominium hingga triwulan tiga 2025 hanya 2.248 unit. Yaitu, di kawasan pusat bisnis (CBD) Jakarta 144 unit, dan di area favorit orang asing dan kaum elite (prime area) 46 unit, selain penjualan kondominium di pasar seken sebanyak 2.248 unit.
Secara keseluruhan dari 31.639 unit pasok kondominium di CBD Jakarta, yang terjual (presales rate) hanya 35,5 persen, di prime area 37,2 persen dari 14.598 unit, dan di pasar seken 60,3 persen dari 353.590 unit, sehingga secara keseluruhan sales rate kondominium hanya mencapai 59,5 persen. Menyisakan 33.972 unit kondominium masa depan yang masih perlu diserap pasar.
Insentif free PPN dari pemerintah masih menjadi pendorong permintaan kondominium, khususnya pada segmen menengah hingga menengah bawah, yang menyumbang hampir 70 persen dari total penjualan. Sebagian besar berasal dari proyek yang sudah ada.
“Sebaliknya, pembeli segmen atas dan menengah atas mendominasi penjualan proyek yang masih dalam tahap perencanaan, karena mereka cenderung tidak bergantung pada insentif dan lebih fokus pada penawaran premium serta potensi investasinya,” tulis Cushman.
Baca juga: Pasok Baru Kondominium Melonjak, Tapi yang Belum Laku Masih Sangat Banyak
Penjualan kondominium di segmen menengah dan menengah bawah terkonsentrasi di wilayah Tangerang dan Bekasi. Sedangkan penjualan segmen atas lebih aktif di Jakarta Barat dan Jakarta Selatan.
Meskipun pertumbuhan penjualannya melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, pasar harga kondominium di Jakarta tetap mengalami kenaikan pada triwulan ulasan rata-rata 2,4 persen secara tahunan (yoy), mencapai Rp51.400.000 per m2.
Area CBD memimpin pasar dengan kenaikan harga kondominium tahunan 3,1 persen menjadi Rp 62.800.000 per m2. Disusul proyek-proyek di area primer yang mencatat kenaikan 2,6 persen menjadi Rp54.800.000 per m2, dan kondominium di area sekunder yang harganya hanya tumbuh 1,1 persen menjadi Rp36.700.000 per m2.