Jumat, November 28, 2025
HomeBerita PropertiRohana dan Rojali Nggak Ngaruh. Peritel Asing Tetap Semangat Buka Gerai di...

Rohana dan Rojali Nggak Ngaruh. Peritel Asing Tetap Semangat Buka Gerai di Mal

Konon di pusat-pusat perbelanjaan di Jakarta hari-hari ini berkembang fenomena rohana (rombongan hanya nanya) dan rojali (rombongan jarang beli).

Entah benar atau tidak, atau isunya terlalu dibesar-besarkan, faktanya berbagai merek lokal dan global tetap bersemangat masuk alias membuka gerai di berbagai mal di Jakarta wabil khusus mal kelas atas.

Mengutip marketbeat Cushman & Wakefield triwulan tiga (Q3) 2025 yang dirilis November ini, pada triwulan ulasan tak ada pasokan pusat perbelanjaan baru di Jakarta. Total pasokan kumulatif tetap 4.810.900 m2, sama seperti triwulan sebelumnya (tumbuh 1,2 persen yoy dan 0,0 persen qoq).

ITC Mangga Dua telah menyelesaikan renovasinya, menghadirkan konsep ritel yang diperbarui. Cibubur Junction juga sedang menjalani renovasi untuk memperkenalkan konsep baru.

Menjelang akhir tahun 2025 hingga awal tahun 2026, pasar diproyeksikan menerima tambahan pasokan dari penyelesaian beberapa proyek ritel utama, termasuk Lippo Mall East Side (44.000 m2) di Holland Village, K Mall atau Menara Jakarta Mall (27.600 m2), dan Travoy Hub Tahap 2 (16.800 m2), yang secara kolektif menyumbang sekitar 88.400 m2 ruang ritel baru ke pasar.

Kendati tak ada pasokan baru, selama triwulan ulasan rata-rata tingkat okupansi pusat perbelanjaan di Jakarta sedikit menurun 0,7 persen, dengan total ruang terisi mencapai 3.720.800 m2, meskipun secara tahunan (yoy) ada kenaikan okupansi 0,1 persen. “Tingkat hunian pusat perbelanjaan di Jakarta saat ini mencapai 77,3 persen,” tulis laporan Cushman.

Baca juga: Okupansi Pusat Belanja di Jakarta Menurun, Tapi Peritel Lokal dan Global Tetap Ramai Buka Gerai

Jumlah pengunjung mal di Jakarta sempat mengalami penurunan sementara, akibat beberapa aksi demonstrasi selama kuartal ulasan. Namun, sejumlah merek tetap meluncurkan gerai baru di berbagai mal di Jakarta. Kehadiran merek lokal dan internasional baru itu makin menegaskan daya tarik ritel di Jakarta yang kuat.

Beberapa merek internasional yang baru masuk ke pasar, antara lain LEEKAJA di Pacific Place, Ami Paris di Plaza Senayan, ANTA Superstore di Puri Indah Mall 1, Rollti di Gandaria City, serta Decathlon dan Cow Play Cow Moo di Lippo Mall Nusantara.

Selain itu, beberapa penyewa F&B juga kembali hadir setelah absen selama beberapa tahun, seperti Crystal Jade Hongkong di Grand Indonesia dan Chilli’s di Central Park Mall.

Sementara penyewa F&B lainnya memperluas kehadiran. Termasuk Chagee, GAGA, dan Sancha Black, dengan gerai baru yang dibuka di berbagai mal seperti AGORA Mall, Kota Kasablanka, Lippo Mall Puri, Citywalk Sudirman, Senayan Park, dan lainnya.

Semangat merek lokal dan asing membuka dan memperluas gerai di berbagai mal itu, tidak membuat harga sewa meningkat secara triwulanan, kendati secara tahunan tetap ada kenaikan.

Rata-rata harga sewa dasar dan service charge pusat perbelanjaan di Jakarta tetap stabil. Rata-rata sewa dasar masih Rp834.900/m2/bln (tumbuh 0,0 persen qoq dan 2,4 persen yoy). Begitu pula rata-rata service charge, tetap datar di angka Rp199.700/m2/bln (tumbuh 0,0 persen qoq dan 1,9 persen yoy).

Berita Terkait

Ekonomi

AHY: Perlu Keseimbangan Antara Prosperity dan Sustainability

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK)...

Begitu Punya Gaji, Langsung Sisihkan untuk Investasi, Bukan Disisakan

Generasi muda perlu menerapkan prinsip-prinsip investasi yang bijak. Yaitu,...

Mudahnya Berinvestasi di Sukuk Tabungan, Untung dan Dijamin Negara

Untuk berinvestasi ada banyak model maupun caranya, yang pasti...

Berita Terkini