BTN Biayai Pengembangan 150.000 Rumah Rendah Emisi, Ratu Belanda Apresiasi
Ratu Belanda Queen Máxima, dalam kapasitasnya sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Kesehatan Keuangan (UNSGSA), mengunjungi perumahan Gran Harmoni Cibitung, Rabu (26/11/2025).
Pengembangan perumahan di kawasan Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, itu dibiayai Bank BTN. Karena itu Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu turut mendampingi Ratu Maxima dalam kunjungan tersebut.
Melalui kunjungan itu, Ratu Maxima ingin melihat secara langsung interaksi antara bank, pengembang, dan konsumen pembeli rumah, termasuk proses akad kredit rumah di perumahan tersebut.
Dalam kunjungan itu Ratu Maxima mengapresiasi inovasi BTN yang memungkinkan masyarakat mengurangi cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)-nya, dengan menukarkan sampah rumah tangga, melalui program “Bayar Angsuran-Mu Pakai Sampah-Mu”.
Selain itu, dalam kunjungan tersebut Ratu Máxima juga menyambangi rumah rendah emisi yang dibiayai dengan KPR Subsidi BTN.
Ratu Máxima juga melakukan dialog dengan para debitur KPR Subsidi BTN dari berbagai profesi, baik di sektor formal maupun informal, dan meninjau akad massal KPR subsidi di Grand Harmoni Cibitung. .
Menurut Nixon, pengembangan pembiayaan rumah rendah emisi BTN memiliki roadmap jangka panjang, dengan target pembangunan 150.000 rumah rendah emisi hingga tahun 2029.
Pada tahap awal, BTN menjalankan proyek percontohan yang melibatkan delapan pengembang mencakup 1.317 unit rumah yang telah dibangun dan dipasarkan.
“Secara bertahap, akan ada 150.000 rumah dengan 30 persen porsi penggunaan material eco-friendly yang dibiayai BTN hingga 2029,” terang Nixon melalui keterangan tertulis dikutip Kamis (27/11/2025).
Baca juga: Ratu Maxima Puji Inovasi BTN Bayar Cicilan KPR Pakai Sampah
Dalam kesempatan tersebut, Ratu Máxima melihat langsung interaksi antara BTN, developer, dan konsumen hingga proses akad pembelian rumah.
Ratu mengamati, akses ke pembiayaan rumah yang terjangkau akan meningkatkan kesehatan keuangan nasabah, karena memungkinkan mereka menabung dan mengelola keuangan dengan lebih baik.
Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo menyatakan, pentingnya kesehatan keuangan bagi para debitur. Hal itu ditentukan oleh kemampuan debitur mengelola keuangan setelah memiliki kredit pemilikan rumah (KPR).
“BTN mendorong para debitur untuk menjaga kemampuan menabung. Mereka harus memiliki dana darurat untuk menghadapi kebutuhan tak terduga,” ujar Setiyo.
Dia mencontohkan tiga nasabah yang ditemui Ratu Máxima di Gran Harmoni Cibitung. Yakni, penjual bubur, perawat, dan karyawan pabrik.
Dari interaksi tersebut, Ratu Máxima mengamati pentingnya kesehatan keuangan bagi nasabah, karena membantu mereka untuk menabung dan mengelola keuangan dengan lebih baik.
Setiyo menyebutkan, BTN memiliki program edukasi menabung dengan produk tabungan bulanan dengan sistem autodebet, yang memudahkan nasabah menyisihkan dana darurat secara konsisten. Termasuk, inisiatif yang saat ini digalakkan, menabung dengan memanfaatkan sampah rumah tangga melalui program “Bayar Angsuran-Mu Pakai Sampah-Mu”.
Sampah yang dikumpulkan dan dipilah, terutama yang memiliki nilai ekonomi, dapat ditukarkan melalui Rekosistem menjadi saldo tabungan di BTN. Program ini tidak hanya mendorong kebiasaan menabung, tetapi juga membantu meringankan cicilan KPR.
“Dari sampah bisa menjadi tabungan. Nilai sampah yang disetorkan ibu rumah tangga dapat masuk ke tabungan, dan membantu mengurangi cicilan sekitar 10–15 persen,” jelas Setiyo.
Baca juga: Danantara Puji BTN Buka Akses Pembiayaan Bagi Pekerja Informal
Direktur Consumer Banking BTN Hirwandi Gafar menambahkan, kunjungan Ratu Máxima memberikan perhatian besar dunia terhadap keberlanjutan pembiayaan perumahan di Indonesia.
Dia menilai, literasi keuangan menjadi tantangan yang harus terus dijawab BTN dengan edukasi yang lebih intensif kepada masyarakat.
Edukasi tidak hanya berhenti pada cara memiliki rumah. Tapi juga pada kemampuan masyarakat mengelola keuangan setelahnya, terutama melalui kebiasaan menabung. “Menabung untuk pembiayaan angsuran rumah, pendidikan anak, dan emergency funding atau dana darurat,” tutup Hirwandi.