Sabtu, Desember 13, 2025
HomeBerita PropertiTriwulan III Laba Moderland Meroket, Ditopang Kawasan Industri

Triwulan III Laba Moderland Meroket, Ditopang Kawasan Industri

PT Modernland Realty Tbk (MDLN) membukukan pendapatan Rp703,43 miliar pada triwulan III 2025, turun 1,24 persen dibanding periode yang sama 2024. Namun, laba usaha perseroan melesat 834,13 persen menjadi Rp731,61 miliar, dibanding laba usaha kuartal III-2024 yang hanya Rp78,32 miliar.

Dari laba usaha itu, MDLN membukukan laba bersih Rp444,60 miliar, meloncat 367,87 persen dari rugi bersih Rp165,98 miliar pada periode yang sama 2024.

“Peningkatan pesat laba perseroan itu, terutama didorong oleh pertumbuhan pada segmen kawasan industri,” kata Direktur MDLN Fetrizal Bobby Heryunda dalam pemaparan publik tahunan (public expose) 2025 di Tangerang, Jum’at (12/12/2025), sebagaimana dikutip keterangan tertulis MDLN.

Tidak dijelaskan bagaimana laba usaha bisa menjadi lebih besar dari pendapatan perseroan. Yang jelas, Direktur MDLN Sami Veikko Tapio Miettinen mengungkapkan, hingga kuartal III-2025 perseroan mencatat marketing sales (prapenjualan) Rp1,32 triliun, setara 71 persen dari target non-bulk sales.

Segmen residensial dan komersial menjadi penyumbang utama senilai Rp610 miliar, turun 6 persen dari Rp648 miliar pada periode yang sama 2024. Kontribusi terbesar berasal dari Jakarta Garden City, diikuti Kota Modern dan Modernland Cilejit.

Segmen hospitality menyumbang Rp131 miliar, meningkat 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selama tahun ini, perseroan melansir pengembangan klaster Florence Village di Jakarta Garden City dengan penjualan tahap pertama lebih dari 120 unit.

Perseroan juga meluncurkan tipe Alder di Waterfront Residence, Kota Modern, yang dirancang dengan konsep modern tropis dan kualitas konstruksi premium.

“Ke depan, perseroan akan terus menghadirkan produk yang relevan dengan kebutuhan pasar, serta menerapkan prinsip keberlanjutan dalam setiap pengembangannya,” ujar Sami.

Panorama kawasan Jakarta Garden City, Jakarta Timur, salah satu proyek Modernland (dok. Modernland)

Baca juga: RUPST Modernland, Strategi Hingga Penerapan ESG

Direktur MDLN Pascall Wilson melaporkan, hingga kuartal III-2025 kawasan industri Modern Cikande mencatat net sales Rp575 miliar, meningkat 629 persen dibanding Rp78,93 miliar pada periode yang sama 2024.

Pertumbuhan terutama berasal dari permintaan sektor machinery & equipment (38 persen), textile & garment (21 persen), dan pharmaceutical (17 persen), dengan mayoritas tenant berasal dari Tiongkok.

Saat ini Modern Cikande memiliki lebih dari 300 tenant aktif dari berbagai sektor industri. Sektor food processing mendominasi penggunaan lahan dengan porsi lebih dari 300 hektar (35 persen), disusul sektor chemical (13 persen) dan steel processing (10 persen).

Perseroan tengah mengembangkan phase 7 seluas 840 hektare dengan konsep smart-eco industrial park, dan akan melanjutkan ke phase 8 seluas 1.000 hektare yang berfokus pada industri berteknologi tinggi, industri halal, serta pusat logistik berskala regional.

Selain itu, perseroan juga menjalin komunikasi dengan sejumlah calon investor, untuk pengembangan lahan logistik di wilayah timur Jakarta yang memiliki potensi pertumbuhan signifikan.

Sebelumnya saat pembukaan acara, Direktur Utama MDLN William Honoris menyatakan, perseroan terus meningkatkan efisiensi operasional dan mempertahankan fokus pada segmen pasar strategis, sehingga tetap optimistis dengan prospek pertumbuhan bisnisnya.

Baca juga: Menengok Perkembangan Ekosistem Urban Modern di Township JGC

Komisaris Utama MDLN Dharma Mitra menambahkan, perseroan terus memperkuat penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam operasionalnya, dengan membentuk Departemen HSE untuk memastikan penerapan prinsip keberlanjutan tersebut.

Kemudian meresmikan Yayasan Modernland Bhakti Nusantara yang berfokus pada kontribusi sosial di bidang pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. Melaksanakan corporate governance assessment bekerja sama dengan pihak independen, dan memfinalisasi blueprint dan roadmap ESG sebagai panduan implementasi jangka pendek, menengah, dan panjang.

Berita Terkait

Ekonomi

Modal Asing Kembali Kabur, Tapi Rupiah Stabil

Aliran modal asing portofolio sangat fluktuatif. Mudah masuk dan...

Bank BNI Dorong UMKM Hingga Pekerja Migran Naik Kelas

Bank BNI kembali memperkuat komitmen untuk meningkatkan literasi keuangan...

Ini 8 Sektor Prioritas untuk Dongkrak Ekonomi 2026, Tidak ada Sektor Perumahan

Menjelang akhir 2025, pemerintah terus mempersiapkan arah kebijakan ekonomi...

Berita Terkini