Fix Realisasi FLPP 2025 Capai 278.868 Unit. Seluruhnya untuk Rumah Tapak, Rusun Hanya 3 Unit
Penyaluran dana subsidi pemilikan rumah dengan skim Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) 2025 resmi ditutup dengan capaian 278.868 unit rumah senilai Rp34,64 triliun.
Penyaluran subsidi berupa kredit pemilikan rumah (KPR) Sejahtera FLPP itu, dilakukan 40 bank yang bekerja sama dengan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) sebagai pengelola dana FLPP.
Penyaluran tersebar di 13.249 perumahan di 33 provinsi dan 401 kabupaten/kota, yang dikembangkan 8.113 developer dari 22 asosiasi pengembang.
Tahun ini penyaluran FLPP ditargetkan untuk 350.000 unit rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Target itu dinaikkan pemerintah dari sebelumnya 220.000 unit.
Mengutip keterangan BP Tapera, Rabu (31/12/2025), penerima manfaat subsidi FLPP paling banyak adalah pekerja swasta (205.311 unit/73,63 persen), diikuti wiraswasta (39.218 unit/14,06 persen), PNS (20.814 unit/7,46 persen), anggota TNI/Polri (5.409 unit/1,94 persen), lainnya (8.083 unit/2,90 persen), dan 33 unit (0,01 persen) dari segmen lain.
Jika dibandingkan 2024, penerima manfaat FLPP dari pekerja swasta mengalami peningkatan 31,3 persen, wiraswasta naik 58,7 persen, PNS melesat 145,7 persen, dan anggota TNI/Polri meningkat 36,9 persen.
Nyaris seluruh dana FLPP (99,99 persen) atau 278.865 unit disalurkan untuk rumah tapak, hanya 3 unit (0,001 persen) untuk rumah susun.
Baca juga: BP Tapera Gandeng 43 Bank untuk Penyaluran FLPP 2026
Bank BTN masih mendominasi penyaluran dana FLPP sebanyak 132.744 unit rumah (47,60 persen). Diikuti Bank Syariah Nasional (d/h BTN Syariah) 59.463 unit (21,32 persen), BRI 32.206 unit (11,54 persen), BNI 15.159 unit (5,44 persen), Bank Mandiri 11.122 unit (3,98 persen), selebihnya oleh 35 bank lainnya.
Pengembang anggota REI juga masih mendominasi pengembangan rumah subsidi FLPP tahun ini sebesar 117.680 unit (42,20 persen). Diikuti APERSI 82.514 unit (29,59 persen), HIMPERRA 37.593 unit (13,48 persen), APERNAS 9.522 unit (3,41%), ASPRUMNAS 9.207 unit (3,30 persen), serta pengembang dari 17 asosiasi perumahan lainnya.
Provinsi Jawa Barat juga masih menjadi provinsi tertinggi penerima manfaat FLPP, mencapai 62.591 unit rumah (22,44 persen). Diikuti Jawa Tengah 24.470 unit (8,77 persen), Sulawesi Selatan 23.255 unit (8,34 persen), Banten 18.966 unit (6,80 persen), Jawa Timur 18.361 unit (6,58 persen).
Dengan kata lain, sekitar 30 persen pembangunan rumah subsidi di Indonesia terkonsentrasi di wilayah sekitar Jakarta, yaitu Jawa Barat dan Banten.
Baca juga: Data MBR Valid, Penyaluran FLPP dan BSPS Bisa Segera Dimulai
Kabupaten Bekasi di Jawa Barat masih menjadi penerima manfaat FLPP terbanyak sebesar 14.702 unit (19 persen), disusul 9 kabupaten/kota lain. Yaitu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 10.195 unit (13 persen), Kabupaten Tangerang, Banten 8.246 unit (11 persen), Kabupaten Karawang, Jawa Barat 7.097 unit (9 persen), Kota Kendari 6.895 unit (9 persen), Kabupaten Maros 6.233 unit (8 persen), Kota Palembang 6.198 unit (8 persen), Kabupaten Deli Serdang 5.992 unit (8 persen),
Kabupaten Kubu Raya 5.246 unit (7 persen) dan kabupaten Gowa 5.242 unit (7 persen).
“Walaupun tidak sampai 350 ribu unit, pencapaian tahun ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah penyaluran dana FLPP sejak tahun 2010,” kata Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho.