39.000 Unit Kondominium di Jabodetabek Belum Laku

Selama kuartal pertama 2024 pasar kondominium (apartemen jual atau strata) di Jakarta dan wilayah penyangganya (Jabodetabek) masih tetap lemah, yang pada tingkat tertentu dipengaruhi oleh proses pemilihan umum dan pilpres yang membuat pasar menunggu. Tidak ada proyek baru yang diluncurkan selama kuartal ulasan, dan hanya satu proyek berjalan yang selesai, Cleon Mansion di kawasan Jakarta Garden City, Jakarta Timur.
“Penyelesaian proyek itu menambahkan 310 unit kondominium ke pasar, sehingga total pasokan kumulatif kondominium di Jabodetabek menjadi 384.640 unit. Memningkat 0,08 persen secara kuartalan (qtq) dan 2,7 persen secara tahunan (yty),” tulis Property Marketbeat all sector versi konsultan properti Cushman & Wakefield Kuartal I-2024 yang dipublikasikan baru-baru ini.
Agak berbeda dengan riset konsultan properti lain seperti Colliers, Cushman memperkirakan pasar kondominium Jabodetabek masih tetap lemah hingga akhir tahun dan pasokan baru terbatas. Sementara penerapan insentif PPN DTP diperkirakan akan mempengaruhi preferensi konsumen terhadap proyek yang sudah selesai dan siap ditempati.
Selama tiga bulan pertama 2024, penjualan kondominium di Jabodetabek stabil di angka 93,8%, hanya sedikit meningkat secara tahunan sebesar 0,6%. Sedangkan tingkat hunian mengalami peningkatan 2,3% dari kuartal
sebelumnya, sehingga kini mencapai 60,6%. “Dengan terbatasnya pasokan, pra-penjualan proyek kondominium
yang direncanakan meningkat sebesar 2,7 persen menjadi 60,4 persen, menyisakan sekitar 39.000 unit
inventaris di masa depan yang belum terjual,” tulis Cushman.
Kondominium menengah ke bawah hingga menengah masih mendominasi aktivitas pra-penjualan, menyumbang 68 persen terhadap total transaksi. KPA dan transaksi tunai masih menjadi metode pembayaran utama. Namun, insentif PPN DTP tidak memberikan dampak besar pada pasar kondominium selama kuartal pertama 2024, karena pengembang menunda pengadopsian insentif tersebut. Pengumuman perpanjangan regulasi itu hingga Februari tidak memberikan urgensi untuk implementasi insentif.
Baca juga: Ada Sentimen Positif yang Akan Dorong Permintaan Apartemen
Karena penjualan masih lemah, harga kondominium di Jabodetabek hanya tumbuh moderat, dengan peningkatan sebesar 0,6% secara kuartalan dan 2,3% secara tahunan, rata-rata menjadi Rp48.500.000/m2. Kondominium di kawasan pusat bisnis (CBD) mencatat kenaikan harga 2,4% secara tahunan, dan di lokasi utama (prime location) 1,2%.
Sementara kondominkum di area sekunder menunjukkan pertumbuhan harga yang lebih mencolok, naik 3,9% dan 0,9% secara tahunan dan kuartalan. Menghadapi kondisi pasar yang lesu, pengembang melansir berbagai gimmick untuk memikat konsumen seperti penawaran unit berfunitur lengkap, cara bayar yang lunak dan fleksibel, dan aneka insentif lain termasuk bunga KPA rpomo yang super rendah.