Jumat, Oktober 24, 2025
HomeNewsEkonomiBPS: Deflasi Mei Terutama Karena Menurunnya Harga Beras

BPS: Deflasi Mei Terutama Karena Menurunnya Harga Beras

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Mei 2024 terjadi penurunan harga barang dan jasa (deflasi) dibanding April (mtm). Karena deflasi itu, tingkat inflasi tahun kalender atau year to date (ytd Januari-Mei) juga menurun menjadi 1,16 persen. Bulan sebelumnya mencatat inflasi mtm 0,25% dan ytd 1,19%. Sementara inflasi tahunan (yty) atau Mei 2024 dibanding Mei 2023 tercatat 2,84% dibanding April yang 3,0%.

Menurut Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam keterangan persnya kemarin, deflasi yang terjadi pada Mei 2024 bukan karena penurunan daya beli masyarakat. Melainkan lebih karena menurunnya harga barang dan jasa, antara lain karena meningkatnya pasokan barang seperti beras. “Deflasi Mei bukan karena melemahnya daya beli, tapi karena fluktuasi harga. Ada perubahan harga komoditas yang kita hitung dari keranjang inflasi,” katanya.

Baca juga: Inflasi April Menurun Secara Bulanan

Ia memberi contoh harga beras, penyumbang terbesar inflasi atau deflasi, yang pada bulan Mei turun harganya. Beras mengalami deflasi 3,59%, karena tingginya produksi beras pada Mei yang mencapai 3,58 juta ton dibanding April yang hanya 2,86 juta ton. “Deflasi Mei utamanya didorong komoditas beras (di kelompok makanan, minuman, dan tembakau) dengan andil terhadap deflasi 0,15 persen,” ujar Kepala BPS. Selain itu di kelompok yang sama, juga menyumbang deflasi daging ayam ras dan ikan segar, serta tomat dan cabai rawit.

Kemudian kelompok pengeluaran transportasi (tarif angkutan antar kota, tarif angkutan udara, dan tarif kereta api) menyusul berakhirnya masa libur Lebaran. Terakhir yang juga menyumbang deflasi adalah kelompok pengeluaran pakaian dan alas kaki, serta informasi komunikasi, dan jasa keuangan, juga terkait berakhirnya libur panjang Idul Fitri. Kelompok pengeluaran di luar yang disebutkan di atas mengalami inflasi, sehingga secara tahunan (yty) seperti sudah disinggung di awal tulisan, tetap terjadi inflasi sebesar 2,84% tapi menurun dibanding April yang tercatat 3,0% karena adanya deflasi tersebut.

Berita Terkait

Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Digital Jakarta Tercepat di Asia Tenggara

Posisi Jakarta kian kuat sebagai salah satu ekonomi digital...

September Jumlah Uang Beredar Kian Besar. Tanda Ekonomi Terus Membaik?

Uang beredar adalah indikator aktivitas ekonomi. Kenaikan atau penurunan...

Bunga Masih Tinggi, Penyaluran Kredit Stagnan, Kredit yang Belum Dicairkan Besar

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan, penurunan BI-Rate 150...

Berita Terkini