Sabtu, September 6, 2025
HomeNewsEkonomiEkonomi di Asia Tenggara Bagus, Investasi Bakal Kenceng

Ekonomi di Asia Tenggara Bagus, Investasi Bakal Kenceng

Asia Tenggara memiliki potensi untuk menjadi wilayah yang unggul secara global pada tahun 2024 hingga tahun-tahun mendatang. Tingkat pertumbuhan yang baik di kawasan diproyeksikan akan membuat pasar-pasar yang sedang berkembang siap untuk melampaui beberapa pasar yang sudah matang.

Pertumbuhan ekonomi wilayah ini diproyeksikan mencapai 4,6 persen pada tahun 2024, melebihi pertumbuhan sebesar 4 persen yang tercatat pada tahun 2023. Sinyal positif ini merupakan riset yang dikeluarkan oleh Cushman & Wakefield.

“Ketahanan ekonomi Asia Tenggara diperkirakan akan didorong secara besar-besaran oleh konsumsi swasta yang kuat, tingkat pengangguran rendah, keyakinan konsumen yang stabil, dan permintaan yang tertahan. Konsumsi swasta biasanya memberikan kontribusi lebih dari 50 persen terhadap PDB di pasar-pasar Asia Tenggara yang sedang berkembang,” ujar Wong Xian Yang, Head of Research Singapura-Asia Tenggara Cushman & Wakefield dalam siaran pers yang diterbitkan Selasa (2/7).

Dalam laporan 2024 Southeast Asia Outlook yang diterbitkan Cushman & Wakefield, aka nada pertumbuhan yang didorong oleh percepatan ekonomi utama di wilayah tersebut seiring dengan proyeksi melemahnya perekonomian global, Asia Tenggara siap memimpin Asia Pasifik dengan perkiraan pertumbuhan yang kuat, terutama di pasar berkembangnya.

Dengan fokus pada pertumbuhan PDB dan aktivitas yang kuat di bidang industri dan manufaktur, kondisi ekonomi di kawasan ini menghadirkan peluang menjanjikan bagi investor dan pengusaha. Data lain yang dirilis Moody, rata-rata pertumbuhan PDB kawasan Asia Tenggara diperkirakan sebesar 4,6 persen pada tahun 2024, dibandingkan dengan 2,5 persen di Amerika Serikat, dan kurang dari 1 persen di zona Eropa.

Baca juga: Rumah Menengah dan Mewah Masih Akan Dominasi Pasokan 2024

Situasi ini juga diperkirakan akan membuat inflasi dan suku bunga menurun. Meskipun saat ini masih relatif tinggi, inflasi di Asia Tenggara diproyeksikan akan terus menurun seiring dengan terus meredanya gangguan rantai pasokan dan stabilisasi harga energi. Pemotongan suku bunga di Amerika yang diantisipasi diharapkan dapat mengurangi tekanan devaluasi pada mata uang Asia Tenggara, menstabilkan harga impor, dan berkontribusi pada penurunan inflasi di sebagian besar pasar di kawasan ini.

“Penurunan inflasi dan biaya finansial ini menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk investasi yang lebih tinggi di Asia Tenggara. Antisipasi pertumbuhan ekspor global, pemulihan penerbangan regional, dan permintaan domestik yang kuat siap untuk meningkatkan ekspansi ekonomi Asia Tenggara pada tahun 2024 dan ini akan menarik investor ke kawasan,” pungkas Wong.

Berita Terkait

Ekonomi

Program Perumahan Salah Satu yang Diharapkan Buka Lapangan Kerja

Pemerintah terus menjalin kolaborasi dengan pelaku usaha untuk membuat...

Menko Airlangga Minta Pengusaha Tahan PHK dan Buka Program Magang Berbayar untuk Sarjana Baru

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta para pengusaha...

Penguatan Rupiah Tertahan Kebijakan “Burden Sharing”

Demo-demo mahasiswa masih berlanjut sampai pekan ini. Namun, demo...

Berita Terkini