D’Amandita “Smart Living Pure Nature” Sudah Terjual 300-an Unit

Selama lima tahun terakhir, pembangunan perumahan di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat, di lintasan tol Jagorawi yang lebih asri dan sejuk hawanya itu kian agresif.
Salah satu konsentrasi pengembangannya berada di sekitaran pintul tol Sirkuit Sentul dan Sentul Selatan. Pengembangan perumahan di kawasan Sentul kebanyakan mengusung konsep eco living.
Pemicunya antara lain pandemi Covid-19 yang mendorong banyak orang mencari hunian di lingkungan yang lebih sehat, hijau, dan segar. Tren itu berlanjut sampai sekarang.
PT Artha Alam Prima Lestari (PT AAPL) adalah salah satu pengembang yang mengusung konsep ramah lingkungan tersebut melalui perumahan D’Amandita Sentul (41 ha).
Menurut Nurul Yaqin, Direktur Marketing AAPL, selain kondisi lingkungan dan alam yang bagus, kawasan Sentul didukung infrastruktur yang baik seperti jalan tol dan nantinya juga LRT Cibubur-Bogor.
“Infrastruktur adalah kunci perkembangan kawasan Sentul dan menjadi daya tarik pasar, baik untuk investasi atau sebagai tempat tinggal. Jadi, kawasan Sentul adalah area sunrise property,” kata Nurul saat grand launching D’Amandita, Sabtu (26/4/2025).
Nenta Paeng, Direktur Utama AAPL menyatakan, perkembangan Sentul dalam beberapa tahun terakhir terkerek makin tinggi karena banyaknya pengembangan perumahan di kawasan. Semuanya menyasar segmen menengah atas dengan menawarkan produk dengan konsep menarik.
“Pengembang besar sudah banyak masuk ke kawasan Sentul hingga ke ujung tol Jagorawi. Keberadaan tol ini menguntungkan kawasan Sentul. Fasilitas di kawasan juga sudah sangat beragam. Mulai dari rumah sakit, area wisata, sekolah, sentra gaya hidup hingga area kuliner,” terang Nenta.

Nurul menambahkan, D’Amandita dikembangkan mengikuti kebutuhan pasar yang mencari lingkungan hijau dan sehat. Karena itu proyek dikembangkan dengan konsep “Smart Living Pure Nature”, yang memadukan material ramah lingkungan dengan konsep rumah dengan banyak pencahayaan alami dan sirkulasi udara lancar.
“Kita juga hanya memanfaatkan 45 persen lahan D’Amandita untuk bangunan, selebihnya area terbuka,” ungkapnya. Berbeda dengan developer lain, D’Amandita menawarkan serah terima rumah lebih cepat. Yaitu 12 bulan dibanding developer lain yang 18 bulan, 24 bulan, atau bahkan 36 bulan.
Hasil strategi itu sudah terlihat. Dipasarkan sejak akhir tahun lalu, D’Amandita yang berlokasi di Jl Raya Alternatif Puncak 2, sudah berhasil menjual 2 klaster pertama mencakup 300-an unit rumah. Total di D’Amandita akan dikembangkan 9 klaster hunian.
Kecepatan penjualan itu, jelas Nurul, juga karena D’Amandita menawarkan produk yang berbeda dengan yang lain. Misalnya, tipe terkecil 72/36 dilengkapi fasilitas yang sama dengan tipe 120/120, sama-sama memiliki solar panel dan smart door lock.
“Tipe 72/36 itu juga kita tawarkan dengan harga terjangkau, Rp700 jutaan per unit,” ujarnya. Selain tipe 72/36 dan 120/120, tersedia juga tipe 84/45 dan 84/60, semuanya rumah dua lantai.
Selain itu jumlah rumah di setiap klaster dibatasi maksimal 160 unit. Tujuannya agar trafik di dalam klaster tetap nyaman, dan interaksi antar penghuni di klaster makin mudah.
D’Amandita kelak akan dilengkapi club house utama yang cukup besar, dan di setiap dua klaster juga diadakan satu club house mini. Sementara di jalan utama atau boulevard yang lebar disediakan jogging track, pedestrian, jalur sepeda, dan common area.
AAPL merupakan bagian dari Humpuss dan D’Amandita merupakan proyek pertamanya. Namun, salah satu pemegang saham AAPL sudah mengembangkan 10 proyek properti di Bekasi, Jawa Barat.