Menurun Pertumbuhan Harga Rumah Kecil dan Menengah Selama Triwulan Pertama

Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) yang dirilis Selasa (6/5/2025) mengindikasikan, harga properti residensial di pasar primer (rumah baru) pada triwulan I 2025 tumbuh terbatas.
Tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan I 2025 yang hanya tumbuh 1,07 persen secara tahunan (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan harga pada triwulan IV 2024 sebesar 1,39 persen (yoy).
Dua tipe rumah menurun indeksnya. Pertumbuhan indeks harga rumah kecil menurun dari 1,84 persen pada triwulan IV 2024 (yoy) menjadi 1,39 pada triwulan I 2025 (yoy). Rumah menengah dari 1,31 persen menjadi 1,14 persen, sedangkan indeks harga rumah besar meningkat tipis dari 0,96 persen menjadi 0,97 persen.
Baca juga: Kenaikan Harga Rumah Kecil dan Menengah Melambat, Harga Rumah Besar Melesat
Melalui Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso, BI menyebutkan, dari 18 kota yang disurvei, 12 kota mencatat perlambatan IHPR secara tahunan. Terbesar di Samarinda dari 2,36 persen menjadi 0,18 persen, dan Denpasar dari 1,79 persen menjadi 0,90 persen.
Sementara secara triwulanan (qtq), IHPR di pasar primer pada triwulan satu 2025 tumbuh 0,25 persen (qtq), lebih tinggi dibanding triwulan empat 2024 sebesar 0,19 persen (qtq).
Peningkatan harga itu didorong kenaikan harga rumah menengah dan besar. Masing-masing sebesar 0,23 persen dan 0,27 persen, dibanding 0,17 persen dan 0,18 persen pada triwulan IV 2024. Sedangkan harga rumah kecil sedikit menurun dari 0,23 persen menjadi 0,21 persen.
“IHPR di seluruh kota tumbuh positif secara triwulanan, dengan delapan kota mencatat akselerasi (percepatan) pertumbuhan. Paling besar di Banjarmasin dan Pontianak. Sementara sembilan kota lainnya mengalami perlambatan pertumbuhan. Terbesar di Palembang, Balikpapan, dan Padang,” kata Ramdan.