Senin, Oktober 20, 2025
HomeBerita PropertiCore Tawarkan Hunian Mewah Bergaya "Scandinasian" di Bali

Core Tawarkan Hunian Mewah Bergaya “Scandinasian” di Bali

Bali bukan sekedar destinasi wisata tersohor di dunia tapi juga melting pot, tempat warga lokal berbaur dan bertetangga dengan pendatang dari luar daerah bahkan mancanegara.

Karena itu pengembangan properti yang mendukung pariwisata itu termasuk hunian dalam aneka bentuknya, marak di Bali. Pelakunya bukan hanya pebisnis domestik tapi juga dari manacanegara.

Seiring dengan interaksi yang terjadi, komunitas multikultural di Bali itu secara organik mengemukakan aspirasi gaya arsitektur tersendiri yang melampaui latar belakang budaya masing-masing.

Karena itu belakangan diferensiasi desain menjadi faktor krusial bagi developer, untuk mendapatkan posisi (positioning) di pasar.

Mengutip keterangan resmi Core Concept Living yang diterima baru-baru ini, di pasar real estat Pulau Dewata yang kian kompetitif, properti dengan desain arsitektur yang khas bisa memiliki nilai 7-15 persen lebih tinggi.

Core Concept Living adalah perusahaan pengembang di Bali yang didirikan duo asal Swedia, Shanny Poijes dan Victoria Fernandez.

Core menawarkan konsep hunian yang disebutnya Scandinasian, perpaduan gaya Scandinavian x Japandi x Balinese soul di proyek pertamanya Leviro Residences di Munggu, Badung, Bali.

Rencananya proyek hunian mewah itu diluncurkan Oktober 2025 dan mulai dibangun Desember 2025, dengan target serah terima kuartal empat 2027.

Menurut Core, konsep Scandinasian memadukan minimalisme Skandinavia dengan sensibilitas khas Asia. Filosofi Skandinavia tentang lagom—takaran yang tepat: tidak kurang, tidak berlebihan, menciptakan ruang yang terasa mewah dan layak huni.

Garis-garis tegas, material alami, dan optimalisasi cahaya alami maksimal, menciptakan rumah yang fungsional dan nyaman.

Pencahayaan alami pada ruang dimaksimalkan lewat penempatan jendela-jendela besar, tanpa mengurangi privasi penghuni.

Baca juga: Core Perkenalkan Residensial Bergaya Skandinavia Pertama di Bali

Konsep desain itu dilengkapi detail ala minimalisme Jepang dan konsep harmoni khas Bali tanpa ukiran batu dan detail ornamen yang rumit, yang membuat hunian terasa akrab dan segar.

Desain Scandinasian yang terbilang pertama diwujudkan Bali itu, disebut mengutamakan tata ruang terbuka dengan proporsi luas, laiknya rumah-rumah di Stockholm atau Copenhagen di Eropa.

Ilustrasi furniture bergaya Scandinavian yang simpel dan nyaman dengan material dari bahan alami (dok. Core Concept Living)

Perencanaan ruang mengikuti prinsip-prinsip Skandinavia, di mana setiap jengkal area dibuat multifungsi, namun dalam skala lebih besar guna mengakomodasi pembeli mancanegara yang terbiasa dengan hunian lapang di negara asalnya.

Material pun mengikuti gaya tersebut, di mana kayu alami dengan berbagai sentuhan akhir menciptakan kedalaman visual yang menjadi ciri khas interior Skandinavia.

Sementara aksen logam yang ditempatkan secara strategis menambah kesan elegan tanpa mendominasi ruang. Pendekatan ini mengakomodasi pandangan masyarakat Skandinavia terhadap material yang “makin tua makin indah”.

Untuk itu perawatan menjadi hal yang sangat penting diperhatikan di Bali yang beriklim tropis, karena ikut menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan investasi properti dengan konsep tersebut. Perawatan properti harus mudah, terutama saat properti kosong selama berbulan-bulan sebelum tersewa.

Sementara sistem penyimpanan (storage) menggabungkan konsep built-in khas Skandinavia, dengan kepraktisan khas tropis, kehadiran furnitur modern, namun tetap menjaga ruangan tetap rapi, tidak berantakan.

Membangun di kawasan tropis membuat sentuhan akhir (finishing) juga harus mendapat perlakuan khusus. Tujuannya, agar hunian yang dibangun tahan terhadap kelembapan dan kerusakan akibat sinar UV.

Tetap terlihat indah meskipun usia bangunan bertambah, selaras dengan prinsip Skandinavia: desain yang bagus seharusnya semakin baik seiring waktu, bukan sebaliknya.

Core menyatakan, Leviro Residences mengambil lokasi di Munggu karena menawarkan keseimbangan sempurna antara aksesibilitas dan ketenangan. Berada di antara kawasan yang sudah berkembang namun tetap mempertahankan nuansa desa yang menjadi daya tarik khas Bali.

“Pengembangan proyek menekankan pada koneksi dengan komunitas lokal, guna memastikan proyek menyatu dengan kehidupan masyarakat setempat, bukan terpisah,” kata Shanny Poijes, pendiri dan CEO CORE Concept Living.

Ia menyebutkan, pembeli properti dari mancanegara saat ini makin cerdas dalam memilih desain yang mereka inginkan. Mereka telah banyak bepergian, tinggal di berbagai negara, dan memahami arti kualitas.

Mereka bukan sekadar membeli properti, namun berinvestasi dalam gaya hidup yang mencerminkan perspektif global mereka.

“Karena itu pendekatan Scandinasian begitu relevan, mencerminkan pengalaman mereka terhadap prinsip desain terbaik dari berbagai budaya, serta menciptakan ruang berkelas dan sangat nyaman,” jelas Shanny.

Di sisi lain, desain Japandi terus berkembang tahun 2025. Memadukan minimalisme dan kesadaran ala Jepang itu dengan fungsionalitas dan efisiensi Skandinavia, didukung teknologi pintar, menjadi daya tarik konsumen global yang mencari efisiensi, kenyamanan, dan ketenangan.

Baca juga: Munggu, Hot Spot Baru Investasi Properti di Bali

Core mengutip Amanda Gunawan, Founding Partner OWIU Studio yang berbasis di Los Angeles, yang menyatakan, fleksibilitas desain Skandinavia membuatnya sangat cocok dipadupadankan.

“Desain ini menggabungkan fungsi dan keindahan, dan selalu berusaha menciptakan harmoni dalam sebuah ruang. Gaya Skandinavia mengutamakan desain yang tahan lama dan tidak mudah ketinggalan zaman, serta menekankan pada kualitas pengerjaan yang baik,” terangnya.

Keberlanjutan tercapai secara alami melalui standar durabilitas Skandinavia dan desain yang sadar energi. Dikombinasi dengan strategi ventilasi alami, rumah-rumah Scandinasian hanya memerlukan sedikit pendingin udara buatan, namun tetap nyaman dan terang.

Pendekatan Scandinasian bukan sekadar perubahan estetika, melainkan cara pandang baru tentang kualitas dalam konteks iklim tropis. Alih-alih bersaing dengan keindahan alam Bali melalui dekorasi berlebihan, rumah-rumah Scandinasian melengkapinya lewat kesederhanaan dan kualitas.

“Konsep desain ini menyuguhkan ruang-ruang yang terasa otentik sebagai hasil perpaduan Skandinavia-Asia, sekaligus sangat selaras dengan kehidupan di negara kepulauan seperti Indonesia,” pungkas Shanny.

Berita Terkait

Ekonomi

Program Magang Berbayar Dibuka Lagi November, Kali Ini Untuk 80 Ribu Sarjana/Diploma

Pemerintah melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sudah meresmikan peluncuran...

Senin Besok Penyaluran BLT Rp900.000/KK untuk 35 Juta KK Dimulai

Untuk mendongkrak daya beli masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,...

Menko Airlangga: Bisa Jaga Pertumbuhan 5 Persen Per Tahun, Indonesia Jadi Negara Bright Spot

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut satu tahun...

Berita Terkini