Semester Dua Ekonomi Diprediksi Lebih Baik Karena Faktor Ini

Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) 15-16 Juli 2025 yang dirilis akhir pekan ini, menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu terus didorong, di tengah prospek perekonomian global yang melemah.
Menurut BI, pada triwulan II 2025 pertumbuhan ekonomi ditopang investasi nonbangunan terkait kegiatan di sektor transportasi. Kinerja ekspor cukup baik ditopang ekspor berbasis sumber daya alam dan produk manufaktur.
Sementara konsumsi rumah tangga, yang merupakan penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi (53-55 persen) menurun, tercermin dari penjualan eceran yang melambat.
Secara sektoral, lapangan usaha (LU) pertanian tetap tumbuh ditopang kinerja subsektor perkebunan dan dukungan program pemerintah.
Sedangkan kinerja beberapa sektor seperti industri pengolahan (manufaktur), serta penyediaan akomodasi dan makan minum belum kuat.
Baca juga: Ekonomi Lesu, Penyaluran Kredit Perbankan Tumbuh Jauh di Bawah Target
Pada semester dua BI memperkirakan, pertumbuhan ekonomi membaik dan secara keseluruhan selama 2025 diprakirakan tumbuh di kisaran 4,6–5,4 persen.
Pendorongnya, permintaan domestik yang membaik dan tetap positifnya kinerja ekspor, sejalan dengan hasil perundingan tarif dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang meredakan ketidakpastian.
Ekspor Indonesia berpotensi meningkat setelah AS menetapkan tarif impor produk Indonesia yang cukup kompetitif sebesar 19 persen, lebih rendah dibanding mayoritas negara ASEAN lainnya.
Berbagai bauran kebijakan pemerintah dan BI juga meningkatkan keyakinan pelaku ekonomi yang mendorong kegiatan ekonomi.
Dari pemerintah dengan memperbear belanja, antara lain melalui aneka stimulus fiskal untuk perlindungan sosial dan implementasi berbagai program dalam Asta Cita, yang diharapkan mendorong konsumsi, didukung inflasi yang tetap rendah.
Dari BI antara lain berupa penurunan BI-Rate, pelonggaran likuiditas, serta peningkatan insentif makroprudensial kepada perbankan guna mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor prioritas.
BI juga menyatakan akan terus mencermati ruang penurunan bunga acuan, guna mendorong penurunan bunga bank dan penyaluran kredit untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Presiden: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Mendekati 7 Persen Akhir Tahun Ini
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) 15-16 Juli 2025 menyatakan, BI masih akan terus mencermati ruang penurunan bunga acuan (BI Rate), guna mendorong penurunan bunga bank dan peningkatan penyaluran kredit untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sepanjang tahun ini hingga Juli, BI sudah memangkas BI Rate tiga kali. Terakhir pada 16 Juli 2025 sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen.