Sektor Perkantoran Tumbuh Moderat Dengan Potensi Besar
Secara umum pasar properti masih menghadapi situasi yang penuh kehati-hatian dan kondisi ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang moderat. Selama kondisi ekonomi belum sepenuhnya mendukung iklim investasi, banyak perusahaan memilih untuk menunda pembukaan maupun relokasi kantor mereka.
Menurut Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia, hingga kuartal kedua (Q2) 2025 tingkat okupansi perkantoran berada di kisaran 75 persen di area pusat bisnis (CBD) dan 71 persen di luar CBD.
“Dari sisi tingkat pertumbuhannya masih terbatas selama semester pertama 2025. Kondisi ini mendorong perusahaan untuk lebih fokus pada efisiensi ruang dan pengendalian biaya operasional,” ujarnya kepada housingestate.id, Senin (11/08).
Adapun rencana ekspansi dan penambahan tenaga kerja ditunda di banyak sektor, sambil menunggu situasi yang lebih stabil. Untuk minat ekspansi terutama datang dari perusahaan multinasional meskipun sebagian besar masih menunggu iklim investasi yang lebih kondusif.
Beberapa sektor yang tetap aktif antara lain minyak dan gas, jasa keuangan, hukum, dan media. Perusahaan-perusahaan ini cenderung mencari ruang kantor yang lebih kecil dan efisien sesuai dengan strategi operasional yang telah disesuaikan.
Baca juga: Tak Ada Perkantoran Baru Tahun Ini. Tarif Sewa Kantor dalam Dolar Turun
Di sisi lain, lembaga pemerintah baru juga menunjukkan minat untuk menyewa atau membeli ruang kantor yang turut mendorong kinerja gedung-gedung kelas premium dan Jakarta tetap menarik bagi rencana ekspansi bisnis.
Perusahaan multinasional terus mengeksplorasi pembukaan kantor untuk mendukung kegiatan operasional lokal dan menjangkau pasar Indonesia. Minat terhadap gedung ramah lingkungan bersertifikasi hijau dengan fasilitas premium terus meningkat terutama yang berlokasi di kawasan CBD.
Gedung-gedung Premium dan Grade A di kawasan ini masih mencatat tingkat hunian tinggi mendekati 80 persen, didukung oleh permintaan yang kuat. Seiring dengan pulihnya permintaan secara bertahap, beberapa gedung khususnya kelas premium dan grade A sudah mulai melakukan penyesuaian sewa ke arah yang lebih tinggi.
“Meskipun pasar secara umum masih berpihak kepada penyewa, gedung-gedung ini mulai menunjukkan tanda-tanda awal kenaikan harga sewa akibat keterbatasan ruang yang tersedia,” imbuh Ferry.