Selasa, Oktober 28, 2025
HomeNewsEkonomiDorong Peningkatan Likuiditas dan Penurunan Bunga, BI Terus Kurangi Lelang SRBI

Dorong Peningkatan Likuiditas dan Penurunan Bunga, BI Terus Kurangi Lelang SRBI

Surat utang seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) adalah salah satu pesaing perbankan dalam menarik dana masyarakat. Pemilik uang, bahkan perbankan sendiri, lebih senang menempatkan dana di SRBI karena bunganya lebih tinggi daripada deposito.

Akibatnya, perbankan terpaksa mengerek bunga deposito untuk memikat pemilik uang menempatkan dananya di bank. Dampak lebih lanjut, bunga kredit tetap tinggi dan penyaluran kredit terus melandai kendati BI sudah 4 kali (100 bps atau 1 persen) menurunkan bunga acuan BI Rate. Terakhir menjadi 5 persen.

Mengutip hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, 19-20 Agustus 2025, yang dipublikasikan Rabu (20/8/2025), penurunan BI Rate sejak September 2024 itu telah diikuti penurunan bunga di pasar uang.

Bunga SRBI tenor 6, 9, dan 12 bulan misalnya, menurun dari 5,85 persen, 5,86 persen dan 5,87 persen pada Juli Juli 2025 menjadi 5,28 persen, 5,32 persen, dan 5,34 persen pada 15 Agustus 2025.

Begitu juga imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tenor 2 tahun dan 10 tahun, menurun dari 5,86 persen dan 6,56 persen, menjadi 5,54 persen dan 6,40 persen.

Baca juga: Kredit Lesu, Penyaluran Insentif Likuiditas BI Stagnan

Kendati demikian, penurunan bunga kredit perbankan masih berjalan lambat. Pada Juli 2025 tercatat rata-rata 9,16 persen, masih relatif sama dengan bulan sebelumnya.

“Bank Indonesia memandang bunga kredit perbankan perlu terus menurun, sehingga dapat mendorong peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” tulis RDG BI.

Guna meningkatkan likuiditas di pasar uang dan perbankan, sekaligus mendorong penurunan bunga kredit itu, BI terus mengurangi volume lelang dan posisi SRBI.

Hingga 15 Agustus 2025, posisi SRBI tercatat Rp720,01 triliun, jauh menurun dari Rp916,97 triliun pada awal Januari 2025. Untuk mendukung ekspansi likuiditas di pasar, operasi moneter juga diarahkan pada tenor yang lebih pendek.

Masih terkait upaya memperkuat ekspansi likuiditas di pasar, BI juga melakukan pembelian SBN dari pasar sekunder.

Selama tahun ini hingga 19 Agustus 2025, BI telah membeli SBN senilai Rp186,06 triliun. Yaitu, melalui pasar sekunder Rp137,80 triliun dan pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN) termasuk syariah, sebesar Rp48,26 triliun.

Berita Terkait

Ekonomi

Minim Konstruksi Proyek Baru, Penyaluran Kredit Properti Makin Melempem

Penyaluran kredit properti terus menurun sejak awal tahun ini....

BI: Pertumbuhan Ekonomi Masih di Bawah Kapasitas

Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan Bank Indonesia, 21-22...

September-Oktober Modal Asing Cabut Rp87 Triliun dari Indonesia

Setelah pekan pertama Oktober 2025 mulai masuk lagi (beli...

Berita Terkini