Stimulus Ekonomi Akhir Tahun: Magang Berbayar Sampai BPJS untuk Pembiayaan Perumahan

Untuk mendorong peningkatan daya beli dan pertumbuhan ekonomi, pemerintah terus menggelontorkan paket stimulus ekonomi hingga akhir 2025. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, total paketnya mencapai 8 ditambah 4 (8+4).
Airlangga mengungkapkan hal itu usai rapat terbatas dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di kantornya, Jakarta, Jumat (12/9/2025).
“Semua program dalam paket stimulus ini disiapkan hingga akhir tahun sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto untuk, menjaga aktivitas ekonomi terutama produktivitas masyarakat,” kata Menko Perekonomian seperti dikutip keterangan tertulis Kementerian Keuangan, Minggu (14/9/2025).
Ia menjelaskan sejumlah paket stimulus itu. Antara lain magang berbayar kepada para mahasiswa atau lulusan sarjana baru (fresh graduate). Mereka akan diberikan akses supaya bisa segera masuk ke dunia kerja dan menerima pendapatan. “Besaran pendapatannya nanti kita bahas terlebih dulu,” ujar Airlangga.
Stimulus lain dalam bentuk perluasan pemberian insentif pajak penghasilan Pasal 21 yang ditanggung pemerintah (PPh DTP), dari semula hanya untuk sektor padat karya seperti tekstil, alas kaki, dan furnitur, diperluas ke sektor hotel, restoran, dan kafe (horeka).
Baca juga: Supaya Ekonomi Semester 2 Tumbuh Lebih Tinggi, Pemerintah Siapkan Paket Stimulus Ketiga
Ada juga stimulus dalam bentuk bantuan pangan yang dilanjutkan hingga 3 bulan ke depan. Program bantuan pangan ini sudah berjalan sejak paruh pertama tahun ini dalam bentuk bantuan beras 10 kg sebanyak dua kali pada Juni-Juli 2025.
Kemudian stimulus dalam bentuk pemberian jaminan kecelakaan kerja, jaminan kehilangan pekerjaan, dan jaminan kematian yang juga akan diberikan kepada para pekerja lepas atau freelance, hingga gig workers seperti ojol. “Pemerintah akan memberikan bantuan 50 persen pembayaran (iuran)-nya. Teknisnya sedang disiapkan,” ucap Airlangga.
Berikutnya, stimulus berupa pemberian fasilitas BPJS Ketenagakerjaan untuk pembiayaan perumahan, renovasi dan kepemilikan rumah. Selain itu ada juga stimulus ekonomi dalam bentuk program padat karya tunai atau cash for work, bagi para pekerja di sektor padat karya seperti di sektor perhubungan dan perumahan.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebutkan, telah menyiapkan anggaran untuk berbagai program insentif sampai akhir tahun itu, melalui realokasi anggaran yang selama ini dinilai tidak efektif atau tidak terealisasi dengan cepat.