Rupiah Melemah ke Titik Terendah Dalam 4 Bulan Terakhir

Bank Indonesia melalui Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso melaporkan, Jum’at (19/9/2025), pada akhir perdagangan Kamis, 18 September 2025, kurs tengah rupiah terhadap doal Amerika Serikat (USD) di pasar uang antar bank di Jakarta (Jisdor) ditutup pada level (bid) Rp16.500 per USD.
Melemah 45 poin dibanding penutupan Kamis pekan lalu (11 September 2025) yang tercatat di level (bid) Rp16.455 per USD, atau 90 poin dibanding Kamis pekan sebelumnya lagi.
Pelemahan rupiah terjadi bersamaan dengan turunnya imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun ke level 6,27 persen, indeks dolar AS atau DXY melemah ke level 97,35, dan yield surat utang pemerintah AS atau US Treasury (UST) Note 10 tahun naik ke level 4,104 persen.
Pada pembukaan perdagangan Jumat, 19 September 2025, rupiah dibuka makin melemah 50 poin ke level (bid) RpRp16.550 per USD, dan ditutup makin turun 28 poin ke level Rp16.578. Kenaikan yield SBN 10 tahun ke level 6,29 persen tidak cukup kuat menahan penurunan rupiah.
Baca juga: Situasi Politik yang Panas Bikin Rupiah Kian Terpuruk
Dibanding penutupan perdagangan Jum’at pekan lalu (12/9/2025), kurs tengah rupiah pda akhir perdagangan Jum’at ini merosot 186 poin, terendah dalam 4 bulan terakhir. Pada Mei 2025 nilai tukar rupiah tercatat di level Rp16.430.
Sikap bank sentral AS The Fed yang tetap berhati-hati kendati sudah memangkas suku bunga acuan Fed Fund Rate 25 basis poin, membuat pasar waspada yang berdampak terhadap peningkatan permintaan dolar AS.
Selain itu arus keluar modal asing portofolio yang masih terus berlangsung, karena khawatir dengan disiplin fiskal Indonesia pasca pergantian menteri keuangan, juga turut memperburuk nilai tukar rupiah.