Bank Mandiri: Pertumbuhan Penjualan Eceran Melambat

Survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan kinerja penjualan eceran diperkirakan tetap tumbuh meskipun melambat pada bulan Agustus 2025. Hal ini dilihat dari indeks penjualan riil (IPR) sebesar 221,7 atau tumbuh 2,7 persen (tahunan/yoy) pada Agustus 2025, lebih rendah dari pada Juli 2025.
Pertumbuhan pada bulan Agustus terutama ditopang oleh kelompok suku cadang dan aksesori, bahan bakar kendaraan bermotor, dan barang budaya dan rekreasi. Pada bulan Juli 2025, IPR tumbuh sebesar 4,7 persen (yoy), meningkat dibandingkan Juni 2025 yang hanya tumbuh sebesar 1,3 persen (yoy).
Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kinerja penjualan pada kelompok suku cadang dan aksesori, perlengkapan rumah tangga, dan subkelompok alat tulis. Namun secara bulanan, penjualan eceran pada Juli 2025 terkontraksi sebesar -4,1 persen (bulanan/mom) seiring dengan berakhirnya periode libur dan cuti bersama.
Mengutip Daily Economic and Market Review Bank Mandiri, Sabtu (27/09), dari sisi eskpektasi harga, tekanan inflasi dalam tiga bulan mendatang atau Oktober 2025 diperkirakan akan stabil. Hal ini tercermin dari indeks ekspektasi harga (IEH) pada Oktober 2025 sebesar 134,8 atau relative sama dibandingkan periode sebelumnya sebesar 134,7.
Baca juga: Agustus Penjualan Eceran Diprediksi Turun Secara Tahunan, Membaik Signifikan Secara Bulanan
Namun dalam enam bulan ke depan, yaitu Januari 2026, tekanan inflasi diperkirakan akan meningkat dengan IEH tercatat 169,3, naik dari 163,4 pada periode sebelumnya. Tim Riset Bank Mandiri menilai, penjualan eceran pada kuartal ketiga (Q3) 2025 masih akan menghadapi tantangan terutama karena konsumsi rumah tangga di luar musim liburan cenderung lemah, ditambah jumlah hari libur yang relatif sedikit.
Fenomena “rohana dan rojali” atau masayrakat yang ramai beraktivitas di pusat perbelanjaan tetapi tetapi lebih banyak sekadar melihat-lihat tanpa membeli masih akan terlihat. Kondisi ini menandakan daya beli riil terbatas meskipun mobilitas tinggi.
Namun prospek akhir tahun 2025 diperkirakan lebih positif. Pada Desember 2025 akan menjadi pendorong utama seirinig faktor musiman hari raya Natal, libur akhir tahun, dan program promosi ritel.
Selain itu stimulus fiskal pemerintah melalui APBN menjelang akhir tahun diperkirakan dapat menopang penjualan dan memperkuat permintaan domestik. Secara makro, inflasi diperkirakan terkendali pada level 2,38 persen pada akhir 2025 sementara pertumbuhan ekonomi diproyeksikan sebesar 4,96 persen.