Triwulan III Penjualan Rumah Kecil Membaik, Rumah Menengah dan Besar Masih Melorot
Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia yang dirilis Kamis (6/11/2025) mengindikasikan, penjualan properti residensial di pasar primer (rumah baru yang dibangun developer) pada triwulan III 2025 masih terkontraksi -1,29 persen secara tahunan (yoy), kendati membaik dibanding kontraksi triwulan II 2025 sebesar -3,80 persen (yoy).
Kontraksi penjualan rumah pada triwulan tiga 2025 itu, terutama dipengaruhi oleh penjualan rumah besar yang -23 persen (yoy), lebih dalam dibanding triwulan II 2025 yang -14,95 persen (yoy), serta penjualan rumah menengah yang -12,27 persen (yoy), meski membaik dibanding triwulan II yang -17,69 persen.
Sementara penjualan rumah kecil meningkat 14,95 persen (yoy) dibanding triwulan II 2025 yang hanya tumbuh 6,70 persen (yoy).
Secara triwulanan (qtq atau triwulan III dibanding triwulan II), penjualan rumah juga terkontraksi -5,21 persen (qtq), kendati membaik signifikan dibanding -16,72 (qtq) pada triwulan II.
Terutama dipengaruhi kontraksi penjualan rumah besar yang -13,5 persen (qtq) dibanding tumbuh poisitf 1,19 persen (qtq) pada triwulan dua, serta rumah kecil yang terkontraksi -5,66 persen (qtq) kendati jauh membaik dibanding -26,98 persen (qtq) pada triwulan dua.
Sedangkan penjualan rumah menengah masih tumbuh positif 0,99 persen (qtq), tapi jauh melambat dibanding triwulan dua sebesar 10,61 persen (qtq).
SHPR BI menyebut, penghambat utama pengembangan dan penjualan rumah baru masih itu ke itu saja: kenaikan harga bahan bangunan (19,80 persen), suku bunga KPR (15,05 persen), perizinan/birokrasi (14,39 persen), proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (11,75 persen), dan perpajakan (8,84 persen).
Baca juga: Semester I Penjualan Rumah di Jabodetabek Anjlok 47 Persen. Rumah Menengah Masih Paling Diminati
Kenaikan harga
Penjualan rumah masih terkontraksi, pertumbuhan harganya pun melambat. Secara tahunan (yoy) hanya tumbuh 0,84 persen dibanding 0,9 persen pada triwulan dua.
Dipengaruhi perlambatan kenaikan harga rumah kecil dan menengah yang hanya 0,71 persen dan 1,18 persen, dibanding 1,04 persen dan 1,25 persen pada triwulan dua. Sedangkan harga rumah besar sedikit naik 0,72 persen dibanding 0,7 persen pada triwulan dua.
Secara triwulanan (qtq), harga rumah baru juga hanya tumbuh 0,22 persen dibanding 0,18 persen pada triwulan dua. Didorong kenaikan harga rumah kecil dan besar 0,16 persen dan 0,18 persen, dibanding 0,10 persen dan 0,08 persen pada triwulan dua 2025. Sementara harga rumah menengah tumbuh 0,33 persen, melambat dibanding 0,44 persen pada triwulan dua.