Pekan Pertama September Harga Sebagian Besar Bahan Pokok Menurun

Harga sebagian besar bahan pokok (bapok) menurun pada pekan pertama September secara nasional, dibanding pekan sebelumnya.
Penurunan paling dalam terjadi pada harga cabai rawit merah, disusul cabai rawit keriting dan cabai rawit besar.
Mengutip Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional di situs Bank Indonesia, Selasa, 3 September 2024, harga cabai rawit merah turun 10,43 persen (Rp6.000) menjadi Rp51.550/kg.
Diikuti harga cabai merah keriting yang turun 7,44 persen (Rp3.500) menjadi Rp43.550/kg, cabai merah besar 6,96 persen (Rp3.150) menjadi Rp42.100/kg, dan cabai rawit hijau 5,71 persen (Rp2.900) menjadi Rp47.900/kg.
Penurunan serupa terjadi pada bawang putih ukuran sedang 0,12 persen (Rp50) menjadi Rp42.150/kg, beras kualitas medium II 0,33 persen (Rp50) menjadi Rp15.300/kg, dan daging ayam ras segar 1,96 persen (Rp700) menjadi Rp34.950/kg.
Kemudian harga daging sapi kualitas 1 menurun 0,43 persen (Rp600) menjadi Rp138.400/kg, daging sapi kualitas 2 turun 0,35 persen (Rp450) menjadi Rp129.650/kg, dan telur ayam ras segar turun 1,35 persen (Rp400) menjadi Rp29.150/kg.
Sedangkan harga beras kualitas bawah II stabil di angka Rp13.850/kg. Begitu pula harga beras kualitas medium I di Rp15.400/kg, beras kualitas super I Rp16.850/kg, beras kualitas super II Rp16.300/kg, dan minyak goreng kemasan bermerek 1 di angka Rp20.800/kg.
Baca juga: Harga Bapok Terus Menurun, Agustus Deflasi Lagi
Yang meningkat harga bawang merah ukuran sedang 0,35 persen (Rp100) menjadi Rp28.350/kg, beras kualitas bawah I sebesar 0,36 persen (Rp50) menjadi Rp14.100/kg, dan gula pasir kualitas premium 0,52 persen (Rp100) menjadi Rp19.300/kg.
Juga naik harga gula pasir lokal 0,28 persen (Rp50) menjadi Rp17.900/kg, minyak goreng curah 0,59 persen (Rp100) menjadi Rp17.050/kg, dan minyak goreng kemasan bermerk 2 sebesar 0,51 persen (Rp100) menjadi Rp19.700/kg.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Agustus 2024 kembali terjadi deflasi (penurunan Indeks Harga Konsumen) sebesar 0,03 persen. Deflasi keempat beruntun sejak Mei 2024.
Penyebab deflasi adalah penurunan harga bapok yang masuk komponen bergejolak (volatile food), karena panen raya beberapa bulan terakhir yang membuat pasokan melimpah dan harga menurun.