Pengembang Repower Catat Lonjakan Penjualan Hingga Seribuan Persen
Emiten Properti PT Repower Asia Indonesia Tbk (RAI) mencatatkan lonjakan penjualan sebesar 1.284,95 persen pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi angka pencapainnya dari Rp8,37 miliar menjadi Rp115,89 miliar sehingga hal ini mendorong pertumbuhan laba bersih secara signifikan dari Rp177,77 juta menjadi Rp24,13 miliar atau meningkat 13.475,91 persen secara tahunan (yoy).
Dengan kinerja yang baik tersebut, pada tahun ini perusahaan membagikan dividen tunai perdana senilai lebih dari Rp1 miliar atau setara Rp0,16 per saham kepada para pemegang saham. Keputusan ini diambil saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dilangsungkan secara hybrid awal pekan ini.
“Pembagian dividen tunai ini menjadi langkah awal yang positif bagi kami dalam mendorong peningkatan kinerja dan performa usaha ke depan. Kami berkomitmen untuk terus memperkuat kinerja usaha guna mendukung petumbuhan dividen yang berkelanjutan dari tahun ke tahun,” ujar Sjafardamsah, Direktur RAI dalam siaran pers yang diterbitkan Selasa (01/07).
Lonjakan kinerja perusahaan pada tahun 2024 bukan hanya didorong dari penjualan landbank tapi juga pertumbuhan positif dari segmen penjualan unit hunian. Segmen ini mencatatkan peningkatan signifikan sebesar 24,79 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp8,17 miliar menjadi Rp11,66 miliar.
Baca juga: Triwulan I Pendapatan INPP dari Segmen Perhotelan Meningkat 15,5 Persen
Peningkatan ini memberikan dampak yang sangat baik terhadap total pendapatan perusahaan. Dengan capaian ini RAI telah menetapkan jadwal pembagian dividen tunai di pasar regular dan negosiasi pada 8 Juli, ex dividen tunai 9 Juli, cum dividen tunai di pasar tunai 10 Juli, ex dividen tunai di pasa tunai 11 Juli 2025.
Adapun daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai (recording date) pada 10 Juli dan pembayaran dividen tunai pada 25 Juli 2025. RUPST juga menetapkan sisa laba bersih tahun berjalan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024 dicatat sebagai laba ditahan (retained eardnings).
Dengan pencapaian ini perusahaan berhasil memperkuat postur keuangan secara signifikan sehingga memiliki ruang gerak finansial yang dapat menjadi sumber kekuatan internal untuk mendukung optimalisasi pengembangan bisnis serta mendorong pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.
“Ruang gerak finansial tersebut menjadi faktor pendunkung strategis bagi perusahaan yang membuat kami memiliki kapabilitas yang lebih baik dalam mengalokasikan sumber daya secara efisien untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan menciptakan nilai tambah bagi pemangku kepentingan,” pungkas Sjafardamsah.