Senin, Desember 15, 2025
HomeNewsEkonomiSimpanan Masyarakat di Bank Tumbuh Tinggi, Tapi Penyaluran Kredit Kian Menurun

Simpanan Masyarakat di Bank Tumbuh Tinggi, Tapi Penyaluran Kredit Kian Menurun

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pekan lalu, penghimpunan simpanan masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) di perbankan secara tahunan (yoy) tumbuh tinggi sebesar 11,48 persen pada Oktober 2025, dibanding 11,18 persen pada September 2025, menjadi Rp9.756,6 triliun.

Sebagai perbandingan, pada Oktober 2024 DPK perbankan secara tahunan hanya tumbuh 6,74 persen, Desember 2024 sebesar 4,48 persen, dan Desember 2023 sebesar 3,73 persen.

Begitu pula secara tahun kalander (ytd), DPK perbankan tumbuh tinggi pada Oktober 2025 sebesar 10,39 persen, dibanding 3,47 persen pada Oktober 2024, serta 4,48 persen pada Desember 2024.

Secara bulanan (mtm), pertumbuhan DPK perbankan pada Oktober 2025 memang merosot menjadi 0,62 persen dibanding 3,93 persen pada September 2025. Namun, tetap lebih tinggi dibanding Oktober 2024 dan Desember 2024 yang tercatat masing-masing 0,35 persen dan 0,02 persen.

Peningkatan DPK itu terjadi saat bunga rerata tertimbang DPK rupiah menurun 10 bps menjadi 2,85 persen pada Oktober 2025, dari 2,95 persen pada September 2025, sejalan dengan tren penurunan BI-Rate.

Penurunan juga terjadi dibanding Oktober 2024 yang tercatat sebesar 3,07 persen. Penurunan terutama disumbang penurunan bunga deposito sebesar 21 bps menjadi 4,75 persen dari 4,96 persen pada September 2025, dan 53 bps dibanding Oktober 2024 yang tercatat 5,28 persen.

Pertumbuhan DPK yang tinggi itu, membuat likuiditas perbankan pada Oktober 2025 makin longgar, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 130,97 persen (Sep-25: 130,47 persen) dan 29,47 persen (Sep-25: 29,30 persen), jauh di atas threshold sebesar 50 persen dan 10 persen, serta Liquidity Coverage Ratio (LCR) 210,43 persen.

Baca juga: Menkeu Guyur Likuiditas Rp200 triliun, Tapi Penyaluran Kredit Malah Turun

Namun, likuiditas yang kian longgar itu tidak diikuti kenaikan kredit. Sebaliknya, penyaluran kredit malah menurun. Pada Oktober 2025 kredit hanya tumbuh 7,36 persen (yoy), dibanding 7,7 persen (yoy) pada September 2025, menjadi Rp8.220,21 triliun.

Sebagai perbandingan, pada Agustus 2025 kredit tumbuh 7,56 persen, Juli 7,03 persen, Juni 7,77 persen, Mei 8,43 persen, dan empat bulan sebelumnya antara 9-10 persen.

Yang tumbuh tinggi pada Oktober 2025 hanya kredit investasi sebesar 15,72 persen (yoy), dari 15,18 persen pada September 2025.

Kredit modal kerja kian merosot menjadi 2,39 persen (yoy) dibanding 3,37 persen (yoy) pada September 2025, yang menunjukkan kurang bergairahnya dunia usaha. Begitu pula kredit konsumsi, makin turun menjadi 7,03 persen dibanding 7,42 persen pada September 2025.

Dari kategori debitur, hanya kredit korporasi yang tumbuh double digit 11,02 persen, sementara kredit UMKM terkontraksi (minus) 0,11 persen.

Karena itu rasio kredit dibanding dana pihak ketiga atau loan to deposit ratio (LDR) menurun menjadi 84,26 persen pada Oktober 2025 dibanding 87,5 pada Oktober 2024. Penurunan bunga kredit modal kerja sebesar 42 bps dan kredit investasi 39 bps tidak menolong penurunan kredit.

Baca juga: Likuiditas Memadai, Tapi Bank Malas Turunkan Bunga. Ini Penyebabnya

Bagusnya, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perbankan masih cukup terjaga, hanya naik tipis dibanding September 2025.

NPL gross pada Oktober 2025 tercatat 2,25 persen dibanding September 2,24 persen, dan NPL net 0,90 persen dibanding 0,87 persen pada September 2025.

Ketahanan perbankan juga tetap kuat. Tercermin dari rasio permodalan (CAR) yang berada di level tinggi sebesar 26,38 persen dibanding 26,15 persen pada September 2025, sehingga dapat menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat untuk mengantisipasi kondisi buruk.

Berita Terkait

Ekonomi

Kerugian Korban Scam Tembus Rp8,2 Triliun, 619.394 Rekening Dilaporkan

Scam adalah segala bentuk penipuan melalui berbagai platform di...

Mengenal Bank Terapung: Teras BRI Kapal

Untuk memperluas jangkauan layanan keuangan dan perbankan ke seluruh...

Modal Asing Kembali Kabur, Tapi Rupiah Stabil

Aliran modal asing portofolio sangat fluktuatif. Mudah masuk dan...

Berita Terkini