Tak hanya diranca ng sebagai tempat untuk menenggelamkan diri dalam bacaan tapi juga tempat interaksi sosial.

HousingEstate, Jakarta - Sejak pagi area Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, sudah ramai dikunjungi mahasiswa. Ada yang mau meminjam atau membaca buku, berselancar Internet (gratis), mengerjakan tugas kelompok, atau sekedar berkumpul di dalam dan luar gedung. Begitulah pemandangan sehari-sehari di kompleks perpustakaan yang beroperasi penuh sejak 12 September 2011 itu.

Sekarang gedung perpustakaan baru itu menjadi tempat favorit mahasiswa UI berkumpul. Bangunannya seluas 28.900 m2 mampu menampung 10.000 pengunjung/ hari secara bersamaan, dan nyaman. Perpustakaan ini merupakan pengembangan perpustakaan lama yang berdiri sejak tahun 1987 di tempat berbeda. Perpustakaan Pusat UI didesain biro arsitek PT Duta Cermat Mandiri (Jakarta), pemenang sayembara desain yang diadakan UI.

Hanya praktisi arsitek Budiman Hendropurnomo (bos PT DCM) mengajukan banyak syarat sebelum bersedia menjelaskan karyanya kepada HousingEstate. Sebelumnya Budiman tersohor dengan sejumlah karya serupa seperti Plaza eX di Jl MH Thamrin, UOB Plaza di Jalan Jenderal Sudirman, dan Gedung Kementerian Perdagangan di Gambir. Ketiga karya yang berlokasi di jalan utama Jakarta itu banyak mendapat apresiasi. Desain gedung Kemendag bahkan menerima IAI Awards 2011.

Lokasi perpustakaan yang berdiri di atas tanah 2,5 ha itu tidak jauh dari stasiun kereta UI dan Pondok Cina, Depok. Di areal UI perpustakaan bisa diakses dengan bus kampus, bersepeda, atau berjalan kaki. Untuk itu disediakan jalur sepeda dan pejalan kaki. Di sekeliling kompleks perpustakaan berdiri gedung Rektorat, Masjid, dan Balairung UI.

Pintu masuk ruang perpustakaan dipenuhi tulisan dari berbagai bahasa yang artinya baca

Pintu masuk ruang perpustakaan dipenuhi tulisan dari berbagai bahasa yang artinya baca

Jalan trem untuk menghubungkan antarlantai selain melalui lift

Jalan trem untuk menghubungkan antarlantai selain melalui lift

Memasuki lingkungan perpustakaan kita langsung disambut hamparan bukit luas yang ditanami rumput hijau. Bukit itu menyelimuti seluruh punggung bangunan sehingga yang menyembul hanya menaramenaranya. Selain berfungsi estetis, hamparan bukit rumput itu juga dimaksudkan untuk mengurangi suhu ruang di dalam bangunan. Di sela-sela rerumputan bukit dibangun selokan untuk melancarkan aliran air hujan ke dalam tanah.

Perpustakaan terdiri dari tiga menara delapan lantai, plus sebuah bangunan di atas danau bernama ruang apung dan gedung serba guna, yang terhubung satu sama lain. Area perpustakaan juga dirancang sebagai ruang sosial dengan menyediakan ruang terbuka semacam plaza. Letaknya persis di depan pintu masuk gedung, berhadapan dengan danau.

Di plaza ini mahasiswa bisa kongkow di bawah pohon besar rindang berumur 30 tahun lebih, menyelenggarakan atraksi kecil selama tidak mengganggu ketentraman, dan lain-lain. Sebagai sumber energi lampu-lampu di sekitar danau digunakan panel surya. Di sekitar kompleks masih ada taman luas untuk aktivitas ruang luar mahasiswa.

Plaza dengan pohon peneduh berumur 30 tahun di depan pintu gedung perpustakaan menjadi tempat favorit mahasiswa bersantai

Plaza dengan pohon peneduh berumur 30 tahun di depan pintu gedung perpustakaan menjadi tempat favorit mahasiswa bersantai

Ruang cubical disediakan untuk mahasiswa program doktoral

Ruang cubical disediakan untuk mahasiswa program doktoral

The crystal of knowledge

Perpustakaan yang dibangun sejak tahun 2009 ini memang dirancang sebagai jantung universitas, dengan rencana koleksi literatur hingga empat juta buku. “Filosofinya The Crystal of Knowledge, mengajak setiap orang agar selalu membaca dan menyerap ilmu pengetahuan seumur hidup. Orang hanya berhenti belajar ketika mati,” kata Etty Setyawati, Koordinator Pengembangan SDM Perpustakaan UI.

Semangat dalam mencari dan menyebarkan ilmu seluas-luasnya disimbolkan melalui banyak elemen. “Danau misalnya, selain sebagai penyejuk lingkungan, juga merupakan simbol tinta yang seolah-olah diserap oleh akar pohon besar. Sedangkan atap pada gedung tinggi yang runcing miring ibarat pena untuk menuliskan karya,” jelasnya.

Gedung dengan dinding luar berlapis batu alam andesit ini dibuat miring, mengingatkan pada bentuk prasasti pada zaman dulu yang lazim menjadi media untuk menuliskan peristiwa dan pengetahuan agar dapat diketahui umum. Memasuki gedung, pentingnya ilmu masih diingatkan lewat instalasi patung-patung dari kayu lapis jati, soar, dan nangka karya pematung Iriantine Karnaya yang terpajang di sudut-sudut gedung.

Interior perpustakaan terasa sangat luas dan terbuka karena mengadopsi sistem void. Untuk menghubungkan antar lantai dibuat jalan trem selain lift. Lantai satu terdiri dari ruang santai dengan banyak sofa dan stool di mana semua pengunjung bisa menggelar laptop atau berdiskusi. Di lantai ini juga ada ruang pelayanan, ruang penyimpanan tas, ruang komputer yang menjadi favorit mahasiswa, dan ruang pameran.

Layanan peminjaman buku ada di lantai 2–4. Bagi mahasiswa calon peraih gelar doktor disediakan penyewaan ruang cubical berukuran 1,5 x 1,5 m2 agar mereka bisa belajar intensif. Lantai lima khusus untuk ruang rapat dan berakses dengan atap bukit. Lantai enam digunakan untuk auditorium, lantai tujuh dan delapan untuk kelas atau ruang sidang.

Ruang Gaya Hidup

perpustakaan-ui-6

Perpustakaan Pusat UI bukan sekedar perpustakaan sebagaimana lazimnya yang hanya menjadi tempat membaca dan meminjam buku. Sejak awal perpustakaan yang diklaim sebagai yang terbesar di Asia ini menawarkan konsep multifungsi, sesuai dengan tuntutan zaman. Jadi, perpustakaan juga menghadirkan ruang-ruang gaya hidup layaknya mal.

Di lantai satu misalnya, kita bisa mendapatkan semua kebutuhan gaya hidup. Mulai dari toko buku yang luas dan nyaman sampai tempat nongkrong seperti coffee shop dan restoran dengan brand terkenal. Maklum, UI juga menampung banyak mahasiswa asing. Sementara untuk keperluan surat menyurat dihadirkan kantor pos. Perpustakaan juga menggandeng bank, kantor Pegadaian, toko multi level marketing, dan jasa travel.

Sumber: Majalah HousingEstate

Dapatkan Majalah HousingEstate di toko buku atau agen terdekat. (Lihat: Daftar Retailer)
atau
Unduh versi digitalnya WayangForce, Scoop & Scanie