HousingEstate, Jakarta - Kerja sama tiga pihak (tripartit) ditandatangani petinggi Bank BTN, Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera), dan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), untuk mendukung penyaluran KPR Rumah Sejahtera (KPR Sejahtera) bersubsidi dengan Fasilitas Likuditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Kesepakatan kerja sama ditandandatangani Direktur Bank BTN Iman Nugroho Soeko, Direktur Utama PPDPP Budi Hartono, dan Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo, disaksikan  Dirjen Pembiayaan Perumahan Kemenpupera Lana Winayanti dan Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan yang diwakili Dedi Syarif Usman, di Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Menurut Iman, tahun ini (mulai semester dua) Bank BTN diberi alokasi oleh pemerintah untuk menyalurkan KPR FLPP untuk 9.500 rumah dan Bank BTN Syariah 463 unit pada tahun ini. Ada juga porsi FLPP untuk BTN Syariah dengan akad murabahah (jual-beli) sebanyak 463 unit. Sepanjang tahun lalu hingga semester pertama tahun ini Bank BTN tidak mendapat alokasi penyaluran KPR FLPP, tapi hanya KPR bersubsidi dengan skema subsidi selisih bunga (SSB).

Tahun ini pemerintah menargetkan bisa menyalurkan 42.000 rumah dengan skim KPR FLPP dari alokasi dana APBN 2018. Ditambah dana longsoran FLPP tahun lalu yang gagal disalurkan dan dana pengembalian pokok pinjaman ke PPDPP yang mengelola dana FLPP, targetnya bias dinaikkan menjadi 60.000 unit.

Selama ini bank penyalur KPR FLPP menerima suntikan dana super murah itu dari pemerintah cq PPDPP sebesar 90 persen dari nilai pokok kredit yang disalurkan. Dana pokok kredit dengan bunga 0,5 persen per tahun itu kemudian di-mix dengan 10 persen pokok dana kredit yang disediakan bank sendiri, sehingga memungkinkan bank mengenakan bunga KPR FLPP lima persen per tahun fixed (tetap) selama 15-20 tahun.

Sekarang karena anggaran negara (APBN) kian ketat, skema pendanaan KPR FLPP itu diubah menjadi 75 persen PPDPP dan 25 persen bank penyalur KPR yang dikuatkan dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 463/KPTS/M/2018. Supaya tetap bisa memberikan bunga lima persen per tahun, sebagian dari porsi dana yang 25 persen yang harus disediakan bank itu akan disediakan SMF berupa pinjaman dengan bunga super murah (4,44 persen per tahun).

Bila bank mengambil pinjaman berbunga sangat lunak itu dari SMF, kapasitas penyaluran KPR FLPP tahun ini pun meningkat dari semula 60.625 unit menjadi 72.225 unit dengan asumsi harga rumah rata-rata Rp120 juta/unit, karena membesarnya porsi dana yang disediakan bank/SMF.  “Dengan penunjukan kembali untuk menyalurkan KPR FLPP, Bank BTN siap untuk mencapai target alokasi penyaluran yang telah ditetapkan, bahkan siap  menerima limpahan penyaluran KPR FLPP dari bank lain yang belum optimal,” kata Iman seperti dikutip siaran pers Bank BTN di Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Sementara Ananta menyatakan kesiapan SMF menyediakan porsi pinjaman super lunak sebesar 25 persen untuk KPR FLPP itu. Tahun ini dari target 42.000 berdasarkan alokasi dana dari APBN 2018 itu, realisasi penyaluran KPR FLPP sampai 2 Agustus 2018 (yang sudah akad kredit dan dicairkan dananya oleh PPDPP) baru 11.854 unit senilai Rp1,36 triliun atau 28,22 persen dari target. Sebanyak delapan dari 42 bank yang berkomitmen menyalurkan KPR FLPP tahun ini bahkan belum merealisasikan penyaluran sama sekali.

Bank BTN merasa confident dengan alokasi 9.500 unit itu dan mengambil alih target dari bank lain, karena selama ini core business-nya memang pembiayaan perumahan terutama rumah murah.