HousingEstate, Jakarta - Tahun 2022 bisa dikatakan sebagai era baru untuk industri properti setelah sektor ini bergulat dengan berbagai krisis khususnya pandemi Covid-19 yang masuk sejak awal tahun 2020 lalu.  Sektor properti juga bisa membuktikan bisa tetap tumbuh diantara berbagai situasi bisnis yang sulit dan pandemi telah membawa begitu banyak perubahan yang berlanjut pada fitur maupun produk properti yang dihadirkan kalangan pengembang.

Sejak pandemi situasi bisnis dan perekonomian juga bukannya makin mudah dengan dunia dihadapkan pada situasi resesi. Di Indonesia, situasi ini direspon antara lain oleh Bank Indonesia (BI) yang secara bertahap menaikkan suku bunga acuannya sejak bulan Agustus 2022 lalu.

Di tengah situasi perekonomian yang seperti ini, perusahaan teknologi properti (prop tech) Lamudi melihat sektor properti di Indonesia menjadi salah satu instrumen yang tangguh dan terbukti bisa melewati berbagai rintangan dengan terus bergeliat bahkan bisa mencatatkan pertumbuhan yang positif sementara sektor lainnya negatif.

“Sektor properti terus bergerak dan tumbuh khususnya yang didorong oleh permintaan dari end user dan mengingat ini merupakan kebutuhan pokok. Di Lamudi sendiri pada periode semester kedua 2022 terjadi peningkatan dari sisi minat pembeli properti hingga 18 persen dibandingkan semester satu 2022,” ujar Yoga Priyautama, Commercial Director Lamudi.co.id saat temu media di Jakarta, Selasa (6/12).

Masyarakat juga masih menjadikan rumah tapak sebagai opsi pencarian yang paling popular dengan porsi mencapai 70 persen dibandingkan tipe properti lainnya. Hal ini yang akhirnya dibaca oleh kalangan pengembang dengan menghadirkan produk landed house dengan berbagai konsep, fitur, hingga fasilitas untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pasar yang banyak berubah saat pandemi.

CEO Lamudi Mart Polman menambahkan, sektor properti termasuk yang resilient di tengah situasi krisis dan ini perlu terus didukung oleh seluruh stakeholder. Salah satu yang juga penting terkait edukasi finansial supaya lebih banyak masyarakat yang bisa mengakses perumahan termasuk kalangan pengembang yang kian tanggap menggarap potensi pasar tidak lagi berfokus di Jabodetabek bahkan hingga ke luar Jawa.

“Dibandingkan sektor bisnis yang lain, properti mencatatkan peningkatan yang konsisten dan ini merupakan salah satu dampak dari pengembang yang semakin responsif membaca kebutuhan pasar yang bisa menghadirkan range produk yang tepat bahkan untuk produk yang affordable juga tetap mengutamakan kualitas,” bebernya.

Terkait situasi ini, Lamudi kembali akan memberikan awards bertajuk Lamudi Property Awards (LPA) dan menjadi ajang kedua kalinya setelah dihelat pada tahun lalu. LPA menjadi pengakuan atas peran seluruh pemain yang mewarnai industri padat modal ini dengan memberikan 11 kategori termasuk kategori baru Most Favorite Development yang dipilih melalui polling dari masyarakat luas sehingga sangat transparan.

Penjurian LPA juga dilakukan oleh sederet tokoh yang menjadi panel juri dari berbagai latar belakang. Diantaranya, Senior Associate Director Colliers indonesia Ferry Salanto, CEO & Co-Founder Leads Property Hendra Hartono, Principal Han Awal & Partners Yori Antar, Country Head JLL James Allan, Direktur Rumah Umum dan Komersial Kementerian PUPR Fitrah Nur, dan Director Strategic Consulting Cushman & Wakefield Arief Rahardjo.