Silakan pilih tempat baca di meja kayu panjang, kubikal yang privat, atau di sofa empuk sambil selonjoran kaki.
HousingEstate, Jakarta - Gemerincing bunyi lonceng angin di selasar terdengar lirih menembus dinding-dinding kaca yang membungkus ruang baca. Deretan rak buku dari kayu berukuran rendah hingga setinggi dinding tampak berbaris rapi membatasi ruangan. Buku-buku tak tertata penuh, disisakan ruang renggang di setiap baris rak. Ruangan berpendingin udara ini memiliki plafon yang tinggi dengan lampu-lampu gantung menjuntai seperti di pabrik tua. Sebagian dinding tidak ditutup plesteran, diperlihatkan susunan bata berwarna terakota yang terkesan hangat.
Itu sekilas suasana yang bisa didapatkan di Perpustakaan Umum milik Freedom Institute di Wisma Proklamasi, Jl Proklamasi No 41, Menteng, Jakarta Pusat, tepatnya di samping Tugu Proklamasi tak jauh dari stasiun Cikini. Tidak banyak fasilitas ruang baca atau perpustakaan umum yang bisa kita singgahi di Jakarta. Apalagi yang ditata nyaman dan semenarik ini. “Idenya ruang perpustakaan dibuat homy, nyaman sebagai tempat membaca dan belajar. Tidak seperti datang ke perpustakaan yang formal, tapi seperti di kamar rumah saja,” ujar Hidayaturohman, Deputy Direktur Operasional Freedom Institute.
Bebas
Ruang baca kubikal dan
koridor yang dilengkapi sofa empuk
Meja konter penerima tamu berada di sisi kiri pintu masuk. Di situ pengunjung bisa menitipkan tas dan hanya membawa barang yang diperlukan dalam tas kain berlabel Freedom Institute yang disediakan. Anda juga harus tercatat sebagai anggota sebelum diperbolehkan menikmati buku bacaan. Keanggotaan diberlakukan gratis tanpa iuran apapun. Hanya Anda tidak diperkenankan meminjam buku untuk dibawa pulang, tapi boleh memperbanyak seharga Rp150 per lembar.
Selanjutnya pengunjung bebas memilih tempat duduk atau ruang baca yang disukai. Di dekat konter tersedia meja baca sepanjang 4 m. Meja terbuat dari kayu trembesi setebal 16 cm yang tampak kokoh. Jika menginginkan area lebih privat, bisa mengambil ruang kubikal yang berjumlah sekitar 12 buah di bagian depan dan tengah.
Suasana ruang baca yang nyaman
dan homy di bagian belakang
Buat perokok disediakan ruang baca khusus di ujung bangunan yang menghadap ke arah area parkir di depan. Ruangan cukup lapang dengan sirkulasi udara berupa jalusi besi di bagian atas dinding. Kisi-kisi kayu berisi pot tanaman terlihat menutupi sisi dinding kaca bagian luar untuk memberi privasi.
Lebih ke belakang ruang baca diciptakan seperti ruang keluarga di rumah. Anda bisa menikmati bacaan di atas sofa-sofa empuk hingga reclining seat yang memungkinkan kaki berselonjor santai. Dilengkapi juga dengan lampu-lampu baca berdesain trendi di samping sofa. Tapi sebebas-bebasnya Anda di sini, peraturan perpustakaan tetap berlaku: dilarang berisik!
Tradisional modern
Ruang perpustakaan ini menempati lantai dasar dari bangunan empat tingkat yang dirancang konsultan arsitektur Alchemy. Selain perpustakaan di lantai dasar juga terdapat ballroom berkapasitas 120 orang dan ruang kantor. Tiga lantai di atasnya dipergunakan untuk ruang kantor Freedom Institute dan sebagian disewakan juga untuk umum.
Taman di samping perpustakaan
untuk aktivitas panggung Jazz
Gedung perpustakaan menjadi bagian dari kompleks Wisma Proklamasi yang memiliki lahan sekitar 2.900 m2. Berdampingan dengan bangunan perpustakaan terdapat taman lapang yang asri dan sebuah rumah tua bergaya kolonial yang kini dijadikan Warung Kopi Proklamasi.
Bangunan perpustakaan ditampilkan memadukan nuansa tradisional melalui ornamen bata dan kesan modern dari material besi dan kaca. Tiang-tiang dari cor beton juga sengaja diekspos dengan rapi tanpa lapisan cat. Dekorasi dinding dan langit-langit dari susunan kayu jati bekas ditambahkan untuk menguatkan kesan alami. Halimatussadiyah
Sumber: Majalah HousingEstate
atau
Unduh versi digitalnya WayangForce, Scoop & Scanie.
