HousingEstate, Jakarta - Dapur kini tidak lagi hanya berfungsi sebagai tempat mengolah makanan, tetapi juga telah menjadi ruang interaksi untuk merespon kebiasaan, citra, dan ekspresi gaya hidup pemilik rumah. Desain dapur ideal bukan lagi dapur yang paling canggih dan menggunakan peralatan paling mahal, tetapi bagaimana setiap bagiannya merespon pola gerak, aktivitas, ritual, serta kebiasaan sehari-hari pemilik rumah.

“Dapur masa kini bisa menyatu dengan ruang makan atau ruang keluarga, saling melihat dan dilihat sehingga desainnya harus dapat dinikmati dari berbagai sudut,”  kata Som Santoso, founder dan principle Som Santoso Kitchen Solution dalam acara “Som’s Lifestyle Kitchen: Food, Fun, and Lifestyle” di showroom Som Santoso, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (28/11/2018).

Salah satu mock up dapur merek SieMatic (Jerman) di Som Santoso Kitchen Solution, Jakarta (foto: HousingEstate/Susilo Waluyo)

Mendesain dapur melibatkan banyak hal teknis dan teknologi yang harus dipahami untuk mewujudkan dapur tersistem yang bekerja dengan baik. Selain itu tetap harus memperhatikan norma arsitektur, standar dimensi kenyamanan, keselarasan antar interior, dan perencanaan mechanical engineering yang rapi, plus kepercayaan seperti feng shui yang kadang ikut mempengaruhi.

“Kemampuan mengintegrasikan semua aspek tersebut yang mewujudkan dapur memiliki desain yang sesuai dan menjawab kebutuhan pemilik secara optimal,” kata Som yang mengawali kariernya sebagai arsitek. Di gerai Som Santoso tersedia mock up dapur dari tiga merek asal Eropa yang didistribusikannya: SieMatic dari Jerman, Ballerina dari Jerman, dan Aster Cucina dari Italia. Selain itu terdapat juga Lema dari Italia untuk produk lemari pakaian dan furnitur.

Karya dapur yang dirancang Som Santoso lainnya juga bisa dilihat secara virtual melalui teknologi VR 360 yang disediakan di dalam gerai. Untuk desain satu unit kitchen set terkecil, produk ditawarkan seharga mulai dari Rp300 juta tidak termasuk, kompor, oven, dan peralatan masak lainnya.