Program mendorong masyarakat berperan aktif membangun rumahn ya hingga layak huni.
HousingEstate, Jakarta - Mila (17), siswa kelas tiga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Tanjung Kait, Mauk- Tangerang (Banten), kini bisa tersenyum bahagia, karena memiliki kamar tidur sendiri. Rumahnya di desa Margamulya, Tanjung Kait, baru saja rampung dibangun dari semula bilik bambu yang kerap bocor menjadi rumah permanen dari batu bata. Sama senangnya Fatmawati (26) dan suaminya, karena bisa merenovasi rumahnya dengan menambah dapur, kamar mandi, dan dua kamar tidur serta teras yang lapang.
Sebelumnya ia sempat tinggal ngemper, membuat rumah dari bambu di emperan samping rumah tetangga yang dibangun permanen. “Nggak nyangka akhirnya bisa membangun rumah sendiri,” kata Fatmawati. Keluarga Mila dan Fatmawati adalah dua dari 85 keluarga penerima manfaat (home partner) program Home for a Home yang digarap PT Farpoint Realty Indonesia (Farpoint), bekerja sama dengan LSM Habitat for Humanity Indonesia (HHI) di desa Margamulya dan Kedung Dalam, Tanjung Kait.
Dua desa yang menjadi target program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Farpoint itu adalah kawasan binaan HHI dalam pembangunan rumah layak huni bagi warga tak mampu. Dari 7.874 penduduk Margamulya misalnya, 3.482 orang (975 KK) di antaranya tergolong miskin.
Terletak hanya dua jam dari Jakarta, kedua desa di tepi pantai itu dipilih karena mata pencaharian dan penghidupan warganya belum memadai untuk membangun rumah atau merenovasi rumah yang ada berikut fasilitas sanitasinya. Kebanyakan warganya petani atau nelayan musiman dengan penghasilan hanya Rp25.000 per hari. Program bertujuan meningkatkan kualitas hidup warga dan lingkungannya melalui pembangunan hunian yang sehat, aman, dan nyaman.
Partisipasi masyarakat
Program tidak sekadar memberikan bantuan, melainkan juga mendorong partisipasi warga membangun rumahnya secara mandiri. Proses pemilihan keluarga tak mampu yang berhak dibantu dan pembangunan rumah sepenuhnya melibatkan partisipasi warga secara aktif. Besarnya dana bantuan hanya cukup untuk membuat satu rumah sederhana berukuran 26 – 32 m2, selebihnya warga sendiri yang mengusahakan. “Itu dimaksudkan agar ada rasa memiliki yang tinggi dari warga. Semua keputusan diserahkan pada musyawarah warga,” kata Bagus Dharmawan, Communications Manager Habitat for Humanity Indonesia.
Holistik
Kerjasama pembinaan desa Margamulya dan Kedung Dalam juga diniatkan untuk mengembangkan komunitas secara holistik. Jadi tidak sebatas mendirikan bangunan, tapi juga bertujuan mendukung perubahan sosial, ekonomi, dan spiritual warga ke arah yang positif dalam jangka panjang. Misalnya, seperti diungkapkan Kepala Desa Margamulya Suhaemi, sejak adanya program ini warga yang terserang penyakit muntaber karena tempat tinggalnya lebih sehat, menjadi berkurang.
Sementara di Desa Kedung Dalam, sekitar 15 menit perjalanan dari Margamulya, 98 persen warganya tidak memiliki fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK) di dalam rumah. Kegiatan MCK dilakukan di sungai kecil yang melintasi desa. Rencananya Habitat membangunkan fasilitas MCK dan pengolahan air terpadu bagi desa itu melalui program ini selain membantu renovasi rumah warga miskinnya.
KerjaSama Jangka Panjang
Farpoint (Gunung Sewu Group), pengembang proyek apartemen mewah Verde dan gedung perkantoran Sequis Tower di pusat bisnis Kuningan dan Sudirman, Jakarta Selatan, sudah menjalankan program Home for a Home selama dua tahun. Sejak Juni 2012 Farpoint dan HHI telah membangun rumah baru atau memperbaiki rumah warga di Margamulya sebanyak 85 unit, di Kedung Dalam direncanakan 29 unit.
Farpoint berkomitmen melanjutkan kemitraan dengan HHI menjadi kerja sama jangka panjang. Kontribusi Farpoint mencakup 33 persen dari total biaya membangun atau merenovasi rumah layak huni di desa tersebut hingga tahun 2016. Donasi yang disalurkan melalui HHI atas nama pembeli properti Farpoint itu mencapai Rp30 juta per unit rumah. “Kerjasama dengan Habitat For Humanity Indonesia selaras dengan visi kami memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kehidupan,” ujar Hellen Triutomo, Senior Marketing Manager Farpoint.
Sumber: Majalah HousingEstate