HousingEstate, Jakarta - Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi wirausaha di bidang properti, Bank BTN menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan bagi kalangan santri untuk menjadi pengambang properti. Bank BTN menggandeng Perkumpulan Masyarakat Profesional Nahdliyin (Nusantara Utama Cita/NU Circle) dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) dengan program pendidikan online-offline kepada alumni pondok pesantren dan pegiat ekonomi Islam.
“Dengan pelatihan keterampilan usaha ini kami berharap nantinya akan muncul Santri Developer yang bisa menjadi motor ekonomi di pedesaan maupun kota-kota kecil. Dengan begitu sektor perumahan ke depan akan lebih baik dan bisa menjamin penyediaan perumahan khususnya di daerah-daerah,” ujar Pahala N. Mansury, Direktur Utama Bank BTN, saat penandatanganan Nota Kesepahaman dengan NU Circle tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia dann Riset di Bidang Perumahan, di Jakarta, Senin (11/5).
NU Circle dan IAEI akan mendorong anggotanya untuk menjadikan profesi developer sebagai salah satu pilihan. Pendaftarannya sendiri telah dimulai sejak 27 April hingga 9 Mei 2020 dan telah menjaring minat sebanyak 1.673 santri dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Pencapaian ini melonjak dari target peserta sebanyak 999 orang.
Syarat peserta yang bisa mengikuti pelatihan ini minimal berusia 23 tahun dengan tahapan pelatihan online pada 11-16 Mei 2020. Untuk pelatihan offline akan dilakukann usai pandemi Covid-19 berakhir dan setiap peserta yang lulus akan diberikan sertifikat hingga akses pembiayaan dari Bank BTN.
Beberapa materi online yang akan disampaikan antara lain Tantangan Ekonomi Indonesia dan Peran Sektor Perumahan oleh Menteri Keuangan dan Ketua Umum IAEI Sri Mulyani. Materi lainnya Kewirausahaan Islam akan disampaikan oleh Rais Syuriah PBNU KH Masdar F. Mas’udi, Kebijakan Perumahan di Indonesia oleh Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kemenpupera Eko Heripoerwnto, juga beberapa materi lainnya dari kalangan praktisi pengembang.
Untuk pelatihan offline akan dilaksanakan selama tujuh hari dengan pemberian materi di kelas selama lima hari, sahari kunjungan lapangan ke salah satu proyek perumahan, dan sehari untuk workshop. Beberapa materi lainnya yaitu keterampilan mendasar untuk memulai proyek, penyusunan anggaran, rencana bisnis, strategi pemasaran, manajemen proyek, tata cara pembebasan lahan, perizinan, dan sebagainya.
Semua materi pelatihan offline akan diajarkan oleh Housing Finance Center (HFC) BTN, yang memang sudah berpengalaman memberikan pelatihan kepada para developer muda dan mencetak wirausaha developer. Materi HFC BTN meliputi empat pilar yaitu land, legal, finance dan skillset.
HFC BTN juga telah bekerja sama dengan hampir seluruh perguruan tinggi negeri di Indonesia untuk menciptakan modul maupun materi bisnis yang aplikatif. HFC BTN telah menyelenggarakan literasi properti, workshop, maupun short course sejak tahun 2015 lalu dengan alumni lebih dari 1.000 developer yang siap terjun ke lapangan.
“Kegiatan ini juga sebagai partisipasi aktif kami terkait wabah Covid-19. Dengan memberikan pelatihan seperti ini akan ada kalangan masyarakat khususnya para santri yang bisa menjadi wirausaha mandiri dan bisa berkontribusi pada sektor properti minimal di daerahnya. Ini juga sesuai dengan visi Bank BTN untuk ikut aktif menjaga sisi suplai dan demand di sektor perumahan,” beber Pahala.