HousingEstate, Jakarta - Selain pengembangan proyek infrastruktur jalan yang sangat masif, yang membuat wilayah Bekasi kian menarik adalah pengembangan sarana transportasi umum massal yang akan mempermudah aksesibilitas warga ke seluruh kawasan Jabodetabek, yaitu light rail transit (LRT) yang dikembangkan BUMN PT Adhi Karya Tbk. Di setiap stasiunnya dikembangkan LRT City yang mencakup proyek hunian dan komersial oleh PT Adhi Commuter Properti (ACP), anak perusahaan Adhi Karya.
Menurut Project Director LRT City Bekasi Setya Aji Pramana, keberadaan LRT City di Bekasi akan menjadi titik tengah yang menunjang kawasan industri di Cibitung dan Cikarang dengan konsumen di Bekasi Barat hingga Jakarta. LRT akan membuat cakupan konsumen menjadi lebih luas karena adanya kemudahan aksesibilitas sehingga jarak yang jauh bisa lebih mudah ditempuh.
PROYEK INFRASTRUKTUR JALAN DAN SARANA TRANSPORTASI MASSAL AKAN MEMPERMUDAH AKSESIBILITAS BEKASI SEHINGGA BISA MENARIK PASAR YANG LEBIH LUAS.
“Kami memasarkan proyek LRT City sejak awal tahun 2017 dan kenaikannya hingga saat ini mencapai 15 persen. Itu belum kita lihat realisasi LRT. Sekarang progres proyeknya semakin terlihat. Jadi kami sangat optimistis kalau nanti transportasi ini beroperasi 1-2 tahun lagi, kenaikannya akan lebih tinggi dan cepat dan meningkatkan nilai properti khususnya di wilayah Bekasi Timur dan sekitarnya,” tuturnya.
Moda LRT menurut Setya pasti akan dipilih oleh masyarakat, karena menawarkan keamanan, kenyamanan, dan yang terpenting jaminan waktu perjalanan dengan headway yang sering (per tiga menit). Nantinya, dari Stasiun LRT Bekasi Timur ke Pancoran (Jakarta) hanya butuh waktu 20 menit atau hingga Dukuh Atas (Jakarta) waktunya hanya 40-an menit.
Tren kota besar

Green Avenue
Moda transportasi kereta ringan ala LRT ini juga telah menjadi tren di kotakota besar dunia dan berimbas langsung pada sektor propertinya. Dengan adanya kepastian headway kereta per tiga menit dan kepastian waktu tempuh, membuat kalangan komuter tidak menghabiskan waktu panjang untuk perjalanan pergipulang kerja seperti ketika menggunakan transportasi pribadi, sehingga meningkatkan kinerja dan lebih banyak waktu tersisa untuk keluarga.
Kita bisa melihat contoh dan tolok ukur perkembangan transportasi massal seperti LRT di kota-kota besar lain seperti Singapura, Hong Kong, dan kota-kota di Jepang yang transportasi masalnya telah menjadi andalan. Itulah yang akan terjadi dengan proyek LRT. Karena itu pemasaran LRT City juga bersamaan dengan sosialisasi terkait hunian yang terintegrasi dengan sistem transportasi massal atau transit oriented development (TOD).
“Sekarang preseden hunian TOD ini memang belum ada. Tapi, kita bisa melihat Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus-Bundaran HI di Jakarta yang sudah beroperasi. Masyarakat semakin gemar menggunakan MRT dan terbukti telah mendongkrak harga properti khususnya di sepanjang jalurnya. Kami sangat yakin ini juga akan terjadi di proyek LRT, contoh nyatanya dari luar negeri yang harga propertinya langsung naik tinggi itu,” kata Setya.
LRT City dengan konsep TOD akan menerapkan konsep hunian serta pengelolaan fasilitas stasiun dan area komersial yang sangat kuat. Operasionalnya nanti akan menggunakan aturan yang ketat untuk memastikan stasiun ter-maintenance dengan baik sehingga kawasannya tetap baik dan tidak kumuh. Karena itu pengelolaan kawasan LRT City bukan hanya building management tapi town management yang cakupannya lebih luas.
Mengangkat prospek kawasan
LRT City juga telah menjadi penopang untuk membukukan penjualan yang cukup baik ACP di tengah situasi bisnis properti yang masih melemah. Ada tiga proyek LRT City di Bekasi. Yaitu, Green Avenue dan Eastern Green, keduanya dikerjasamakan dengan anak usaha Adhi Karya yang lain PT Adhi Persada Properti (APP). Di Eastern Green, APP sebagai silent partner, sementara Green Avenue bentuknya kerja sama operasi (KSO) dengan ACP sebagai leader.
LRT City Green Avenue luasnya mencapai 1,9 ha yang akan membangun tiga tower apartemen mencakup total 2.400-an unit hunian. Penjualannya dari bulan Februari hingga saat ini sudah mencapai 200-an unit. Tipe yang ditawarkan mulai dari studio 24 m2 seharga Rp430 juta dari harga perdana Rp360 juta.
LRT City Eastern Green menyasar segmen yang lebih premium. Proyek seluas 1,4 ha ini akan mengembangkan dua tower apartemen berisi 970-an unit apartemen seharga Rp22 juta/m2. Saat ini Eastern Green dalam tahap finisihing dan siap diserahterimakan akhir tahun ini. Sementara yang terbesar LRT City Gateway Park (5,2 ha) yang akan mengembangkan lima tower apartemen mencakup total 3.774 unit hunian. Saat ini proyek sudah menyelesaikan pembangunan satu tower (529 unit).
“Yang juga luar biasa, bangkitan dari trafik di stasiun LRT Bekasi Timur menurut survei pihak LRT, akan mencapai 500 ribu orang setiap harinya. Ini potensi besar untuk pasar komersial karena nantinya jualan apa aja enak. Makanya, kita sediakan juga fasilitas komersialnya. Proyek infrastruktur khususnya di Bekasi ini pasti akan mengangkat nilai properti di kawasan, dan khusus LRT itu jadi katalisator utama untuk mengangkat prospek kawasan,” jelas Setya.
Sumber: Majalah HousingEstate
atau
Unduh versi digitalnya MyEdisi